Kantor berita Denmark, Ritzau, mewartakan bahwa perusahaan bernama Nordic Egg telah mengimpor telur-telur itu tanpa memberikan keterangan lebih rinci.
Pada Kamis, badan pengatur dokter hewan dan makanan Denmark mengatakan bahwa secara keseluruhan ada 20 ton telur tercemar yang telah dijual di Denmark.
Badan itu mengatakan, Jumat, penggunaan fipronil pada hewan ternak dan fasilitas penghasil makanan di Belgia dan Belanda "tidak dapat diterima" oleh pihak berwenang Denmark.
"Semua langkah yang diperlukan telah ditempuh untuk melacak penyebaran telur dari peternakan-peternakan yang tercemar serta untuk melakukan penarikan yang sewajarnya pada sektor makanan," kata badan tersebut dalam pernyataan yang dikutip Xinhua.
Denmark telah mengimpor produk telur dari peternakan-peternakan yang terlibat dalam kasus kontaminasi insektisida. Penyelidikan menyeluruh sedang dilakukan dan langkah penarikan sudah ditempuh menurut badan pengatur keamanan makanan Denmark.
Kendati demikian, badan tersebut mencatat bahwa penggunaan fipronil belum terdeteksi di peternakan penghasil telur di Denmark dan penyelidikan yang sedang berjalan belum menemukan penggunaan insektisida yang melebihi batas yang ditentukan oleh Uni Eropa.
Menurut lembaga pengkaji risiko Denmark, DTU Food di Danish Technical University, tingkat fipronil yang ditemukan di telur-telur yang diproduksi di Belgia dan Belanda dan diekspor ke Denmark, tidak mengandung risiko bagi para konsumen. (Uu.T008)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017