Adalah Duta Besar Indonesia untuk Belanda, I Gusti A Wesaka Puja, menghadiri peringatan tonggak sejarah penting di Tanah Air itu, yang tidak saja penting pada aspek perhubungan darat melainkan pada aspek lebih luas dan strategis.
Jaringan kereta api yang mampu mengangkut komoditas ekonomi secara masif dan efisien, oleh Belanda saat itu, dibangun dari hulu perkebunan-perkebunan di gunung hingga ke pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia.
Jaringan-jaringan kereta api dar masa Belanda hadir itu juga sebagian masih bisa dipergunakan atau memerlukan renovasi agar bisa dipakai secara baik.
Atase Perhubungan Kedutaan Besar Indonesia di Den Haag, I Made Suartika, Sabtu, menyebutkan, pada 10 Agustus 1867, untuk pertama kalinya kereta api penumpang beroperasi menghubungkan Kota Semarang dan Stasiun Tanggung di Jawa Tengah.
Peringatan 150 tahun Perkeretapian Belanda di Indonesia diisi berbagai program termasuk Forum Bisnis Infrastruktur Kereta Api Indonesia. Pada Forum ini, delegasi Indonesia menyampaikan berbagai program pemerintah di bidang pembangunan perkeretapian dan peluang investasi serta kerja sama dengan negara mitra, termasuk Belanda.
Sementara itu Puja mengatakan, peringatan 150 Tahun Perkeretaapian Indonesia ini merupakan momen memperkuat kerja sama bilateral Indonesia-Belanda termasuk peningkatan tranfer pengetahuan dan investasi, khususnya di bidang infrastruktur transportasi.
Beberapa perusahaan terkemuka yang turut hadir dalam pertemuan itu antara lain Netherlands Spoorweg, Pro Rail, Structon, dan beberapa ahli Belanda di bidang perkeretaapian.
Dalam forum Suartika menyampaikan beberapa proyek prioritas pemerintah di subsektor ini, di antaranya pembangunan jalur kereta api di wilayah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Termasuk rencana pembangunan Light Rail Transit di Bandung dan pembangunan trem di Surabaya.
Jaringan transportasi massal bernama trem ini sudah dibuat sedemikian rupa di Hindia Belanda oleh Belanda saat itu. Namun kemudian ditinggalkan begitu saja oleh pemerintahan Indonesia saat itu, berganti dengan kendaraan-kendaraan pribadi.
Kali ini, di museum yang sama juga diadakan bedah buku Sporen van Smaragd atau Jejak-Jejak Zamrudtentang sejarah kereta api di Indonesia periode 1869-1942 yang ditulis Evelien Pieterse.
Juga pameran 150 Tahun Perkeretaapian Belanda di Indonesia yang mengetengahkan berbagai dokumen dan foto sejarah perkeretaapian di Indonesia.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017