Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Singapura akan saling berbagi pengetahuan terkait perkembangan kegiatan dunia maya, untuk memperkuat keamanan siber kedua negara.
"Kedua negara sedang memelihara hubungan baik yang terus terjalin sampai sekarang. Salah satunya membuka seluas-luasnya informasi-informasi terkait perlawanan terhadap terorisme dan masalah siber," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto usai bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean di kantornya, Jakarta, Jumat.
Mantan Panglima TNI ini mengatakan pertukaran informasi itu akan bermanfaat bagi Indonesia, mengingat Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ditargetkan beroperasi pada September 2017.
BSSN resmi dibentuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Peraturan Presiden (PP) Nomor 53 tahun 2017 pada 19 Mei 2017 yang tugas pokok dan fungsinya akan mencakup deteksi, proteksi, penanggulangan, pemulihan, dan pemberlakuan mitigasi terhadap serangan siber.
Terkait dengan upaya tersebut, ia menuturkan pihaknya akan segera mengunjungi negara yang berada di ujung selatan Semenanjung Malaya itu untuk mulai membahas persoalan tentang siber.
"Tentunya kita butuh banyak masukan-masukan, sehingga saya bersedia untuk hadir di Singapura membicarakan masalah perkembangan kegiatan siber," ujar Wiranto.
Sebelumnya, survei yang diadakan badan PBB, International Telecomunication Union atau ITU, dan dikeluarkan pada 5 Mei 2017 serta dikutip dari Reuters, menyatakan bahwa dari 195 negara di dunia yang diteliti, hanya Singapura yang memiliki keamanan siber mendekati kondisi sempurna.
Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017