PBB, New York (ANTARA News) - Konflik yang berkecamuk dan kehancuran ekonomi telah membuat lebih dari setengah juta anak memerlukan bantuan kemanusiaan di Libya, kata Dana Anak PBB (UNICEF).
"Enam tahun sejak krisis meletus di Libya, lebih dari 550.000 anak memerlukan bantuan akibat ketidak-stabilan politik, konflik yang berkecamuk, pengungsian dan keambrukan ekonomi," kata Geert Cappelaere, Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Kamis (10/8), di dalam pernyataan setelah kunjungan pertamanya ke negeri itu.
"Kerusuhan parah di beberapa bagian negeri tersebut telah memaksa banyak keluarga meninggalkan rumah mereka. Lebih dari 80.000 anak menjadi pengungsi di dalam negeri mereka dan migran anak di Libya sangat rentan terhadap pelecehan serta eksploitasi, termasuk di pusat penahanan," ia menambahkan.
Sejak 2011, UNICEF telah memperluas bantuannya guna menanggapi kebutuhan anak-anak di lapangan.
Cappelaere menyatakan lebih dari 1,3 juta anak diberi vaksin polio tahun lalu, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat siang. UNICEF dan mitranya, termasuk lembaga nasional, hampir mampu mempertahankan cakupan imunisasi universal sekalipun saat kerusuhan mencapai puncaknya.
UNICEF telah bermitra dengan 28 kota praja di seluruh Libya berdasarkan kegiatan "Together for Children" guna mendukung hak sasar anak-anak.
"Di lingkungan yang bersahabat dengan anak-anak tempat anak-anak bisa bermain, belajar dan menerima dukungan kejiwaan, anak lelaki dan perempuan berbicara mengenai impian mereka untuk hidup dalam kedamaian dan kemakmuran. Kita harus mendukung masing-masing dan setiap anak di Libya, terutama yang paling rentan, untuk mencapai potensi penuh mereka," kata pejabat senior UNICEF itu.
Dalam pembahasan dengan pemerintah di Ibu Kota Libya, Tripoli, dan Kota Benghazi, UNICEF kembali menegaskan komitmennya untuk menyediakan buat semua dukungan yang mungkin untuk diberikan kepada anak-anak yang memerlukan di mana pun mereka berada di negeri tersebut.
Cappelaere mengatakan bahwa pada Oktober, UNICEF berencana untuk mengerahkan semua staf internasionalnya untuk beroperasi waktu penuh di Libya; meningkatkan bantuan untuk menjangkau 1,5 juta anak lelaki dan perempuan dan membantu memperkuat semua masyarakat sipil serta lembaga nasional.
UNICEF kembali menyatakan bahwa kesejahteraan anak lelaki dan perempuan di Libya mesti menjadi prioritas buat pemerintah, masyarakat sipil dan masyarakat internasional.
"Demi kepentingan anak-anak, UNICEF menyerukan penyelesaian politik segera krisis tersebut dan diakhirinya kerusuhan," kata Cappelaere.
(Uu.C003)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017