"Hingga saat ini, krisis air bersih sudah melanda delapan desa, yakni Keniten, Panusupan, Kalitapen, Karangtalun Kidul, Tamansari, Pasir Kidul, Sawangan, dan Suro," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas Prasetyo Budi Widodo di Purwokerto, Banyumas, Jumat.
Akan tetapi, kata dia, Pemerintah Desa Suro, Kecamatan Kalibagor, belum mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD Banyumas.
Kendati demikian, dia mengatakan Palang Merah Indonesia Cabang Banyumas telah menyalurkan bantuan air bersih untuk warga Desa Suro pada hari Kamis (10/8).
Sementara tujuh desa lainnya, lanjut dia, telah mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD Banyumas.
"Kami secara bergiliran mendistribusikan bantuan air bersih ke desa-desa yang mengalami krisis air bersih seperti yang dilaksanakan hari ini di Grumbul Legok, Desa Panusupan, Kecamatan Cilongok," katanya.
Lebih lanjut, Prasetyo mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan produsen Semen Bima, yakni PT Sinar Tambang Arthalestari, Ajibarang, dalam hal penyediaan bantuan air bersih untuk masyarakat di wilayah barat Kabupaten Banyumas.
Dalam hal ini, kata dia, perusahaan semen tersebut akan membantu menyediakan pasokan air bersih yang diangkut menggunakan mobil pemadam kebakaran berkapasitas 16.000 liter dan selanjutnya didistribusikan dengan mobil tangki milik BPBD Banyumas ke masyarakat yang membutuhkan.
Menurut dia, hal itu dilakukan dalam rangka mempercepat penyaluran bantuan air bersih terutama di desa-desa yang lokasinya cukup jauh.
Disinggung mengenai sumber air yang disiapkan untuk penyaluran bantuan air bersih, dia mengatakan selain mengambil air dari sumber milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Satria yang berlokasi di Pabuaran, Kecamatan Purwokerto Utara.
Pihaknya juga akan memanfaatkan sumber air milik PDAM di Ajibarang, sumber air di Pancasan, Kali Semak di Purwojati, sumber air di belakang SMAN Patikraja, dan sekitar Gua Jatijajar, Kabupaten Kebumen.
"Kalau sumber air yang berada di sekitar Gua Jatijajar, kami siapkan untuk masyarakat di wilayah timur Banyumas meskipun sampai saat ini belum ada yang terdampak krisis air bersih. Secara keseluruhan, ketersediaan air bersih di sumber-sumber air tersebut masih mencukupi kebutuhan," katanya.
Sebelumnya, Prasetyo mengatakan jika mengacu pada data tahun 2015 tercatat sebanyak 55 desa/kelurahan karena terjadi kemarau panjang.
"Pada tahun 2016, kami tidak menyalurkan bantuan air bersih karena saat itu terjadi kemarau basah, banyak hujan. Tahun ini, musim kemaraunya diprakirakan berlangsung selama 150 hari atau 15 dasarian," katanya.
Menurut dia, pihaknya telah menyiapkan bantuan air bersih sebanyak 2.000 tangki untuk masyarakat yang membutuhkan.
Ia mengatakan jika jumlah tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, pihaknya akan mengupayakan bantuan air bersih melalui pemanfaatan dana pertanggungjawaban sosial perusahaan.
"Kalau sumber air yang berada di sekitar Gua Jatijajar, kami siapkan untuk masyarakat di wilayah timur Banyumas meskipun sampai saat ini belum ada yang terdampak krisis air bersih. Secara keseluruhan, ketersediaan air bersih di sumber-sumber air tersebut masih mencukupi kebutuhan," katanya.
Sebelumnya, Prasetyo mengatakan jika mengacu pada data tahun 2015 tercatat sebanyak 55 desa/kelurahan karena terjadi kemarau panjang.
"Pada tahun 2016, kami tidak menyalurkan bantuan air bersih karena saat itu terjadi kemarau basah, banyak hujan. Tahun ini, musim kemaraunya diprakirakan berlangsung selama 150 hari atau 15 dasarian," katanya.
Menurut dia, pihaknya telah menyiapkan bantuan air bersih sebanyak 2.000 tangki untuk masyarakat yang membutuhkan.
Ia mengatakan jika jumlah tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, pihaknya akan mengupayakan bantuan air bersih melalui pemanfaatan dana pertanggungjawaban sosial perusahaan.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017