Jakarta (ANTARA News) - Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal mengatakan bahwa pemerintah Republik Indonesia (RI) sangat terkejut dan tidak dapat menerima kejadian yang menimpa Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso di Sydney, Australia. Pernyataan itu dikemukakan oleh Dino di kantornya di Bina Graha, Jakarta, Rabu malam, terkait peristiwa polisi setempat mendatangi hotel tempat Sutiyoso menginap dan memintanya untuk memberikan keterangan sehubungan penyidikan koroner sedang dilakukan di negara bagian New South Wales terkait peristiwa Balibo Lima. "Kita lega bahwa Gubernur Sutiyoso sudah kembali ke tanah air dan dia mendapat dukungan dari kalangan KBRI Canberra dan Konjen di Sidney saat mendapatkan masalah di Sydney itu," katanya. Menurut Jubir Presiden, bagi pemerintah RI masalah Balibo Lima sudah ditutup dan sama sekali tidak ada dasar bagi polisi Australia untuk melakukan apa yang mereka lakukan pada Gubernur Sutiyoso untuk minta keterangan ke proses hukum di New South Wales. "Dubes kita di Canberra, Hamzah Thayeb, hari ini sudah ajukan protes keras atas nama pemerintah RI ke pemerintah Australia melalui Kementerian Luar Negeri Australia. Dan dalam surat protes itu menyatakan posisi pemerintah Indonesia yang sangat menyayangkan perlakuan terhadap Gubernur DKI yang dikategorikan sebagai perlakukan tidak semestinya dan melanggar privasi karena ini dilakukan di suatu hotel dan polisi memasuki hotel tersebut sesuatu hal yang sangat tidak layak dilakukan oleh aparat hukum," katanya. Perlakuan itu, lanjut dia, tidak layak dan sama sekali tidak dapat diterima oleh seorang pejabat pemerintah Indonesia apalagi pejabat pemerintah itu sedang ada di Australia justru untuk memenuhi undangan dari pemerintah Australia guna mewujudkan perjanjian kota kembar antara Jakarta- Sydney. Sebelumnya, akibat insiden yang terjadi di kamar Hotel Shangri-La Sydney No 3107 tempat Sutiyoso menginap, Gubernur Sutiyoso dan rombongan pejabat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang mengunjungi Sydney sebagai tamu Pemerintah Negara Bagian New South Wales (NSW) itu membatalkan rencana kunjungannya ke Canberra pada 30 Mei. Rombongan pejabat pemerintah RI itu pulang ke Jakarta via Singapura dengan pesawat yang berangkat dari Bandara Internasional Sydney, Selasa malam Pukul 22.00 waktu setempat. Menurut keterangan dari Juru Bicara KBRI Canberra, Dino Kusnadi, kedua orang polisi dari negara bagian New South Wales menemui Gubernur Sutiyoso yang sedang berada di kamarnya dengan menggunakan kunci master (master key) hotel kendati yang membukakan pintu kamar itu adalah seorang petugas hotel yang mendampingi mereka. "Kejadian itu terjadi sekitar Pukul 16.00 waktu Sydney. Gubernur Sutiyoso tidak bersedia ditemui dan meminta ajudan untuk menemui kedua polisi ini di luar kamar. Gubernur Sutiyoso yang meminta mereka keluar," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007