"Programnya ada dua novel yang kami kerja sama dengan Yayasan Mitra Netra, mereka tahu buku apa yang paling banyak diminta teman-teman," ujar Deputi Presiden SSEAYP Internasional Indonesia Arief Rizki Bachtiar di Jakarta, Kamis.
Buku yang akan diubah adalah novel keenam dari seri Supernova berjudul "Inteligensi Embun Pagi" karya Dewi Lestari dan buku karya Tere Liye berjudul "Bintang".
Untuk mengubah buku ke dalam audio, SSEAYP membuka kesempatan relawan untuk mengetik ulang dua buku tersebut untuk selanjutnya diubah ke audio.
"Setiap orang akan mengetik ulang buku itu jadi kalau sudah ada bukunya nanti kami akan membagi dari halaman sekian sampai sekian untuk diketik ulang," ucap Arief.
Relawan dapat menyalin dari buku miliknya atau meminjam, tetapi jika tidak punya akan diberikan salinan beberapa halaman dari buku untuk diketik ulang.
Setelah diketik dan diubah ke audio, file digitalnya akan diperbanyak untuk penyandang tuna netra di seluruh Indonesia.
Sebelumnya pada 2012, pihaknya pernah membuat format buku dalam huruf braille, tetapi terdapat sejumlah masalah teknis sehingga sekarang dipilih format audio.
Ada pun dari 30 ribu buku yang dicetak per tahun di Indonesia, hanya sekitar 2000 atau tujuh-delapan persen yang diadaptasi ke dalam untuk penyandang tunanetra, baik dalam huruf braille maupun audio.
Selain Indonesia, SSEAYP dari negara-negara ASEAN serta Jepang juga melakukan kegiatan sosial, di antaranya Filipina membuat penggalangan dana untuk Malawi, Malaysia membuat 20 ribu peralatan tanggap bencana, Singapura melakukan kunjungan panti jompo dan Jepang.
(T.D020/A011)
Pewarta: Dyah Dwi A
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017