Menteri Perdagangan Enggartiasto mengatakan bahwa rencana tersebut sudah disepakati kedua belah pihak setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Urusan Integrasi dan Makroekonomi dari Komisi Ekonomi Eurasia Valovaya Tatyana Dmitriyevna, pada kunjungan kerjanya ke Rusia 3-5 Agustus 2017.
"Dengan EEC, akan ada tanda tangan MoU yang nantinya akan menuju CEPA. MoU akan ditandatangani tahun ini," kata Enggartiasto, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis.
Dari pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat membentuk sebuah kelompok kerja untuk membahas isu-isu perdagangan dan memulai proses kajian bersama terkait perjanjian perdagangan. Untuk tahap awal akan dilakukan penandatanganan MoU yang akan mendorong perdagangan kedua pihak.
Peluang kerja sama komprehensif dengan negara-negara Eurasia seperti Rusia, Belarusia, Armenia, Kazakhstan, dan Krgystan tersebut diharapkan rampung pada 2018. Perundingan tersebut dinilai akan lebih mudah karena Eurasia sudah memiliki kesepakatan dengan Vietnam dan Malaysia yang merupakan anggota ASEAN.
Tercatat, pada 2016, total perdagangan Indonesia-Eurasia mencapai 2,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dengan nilai ekspor Indonesia 1,28 miliar dolar AS dan impor 1,03 miliar dolar AS. Indonesia mendapatkan surplus sebesar 245,68 juta dolar AS.
Enggartiasto mengatakan, total perdagangan dengan Eurasia pada 2018 bisa mencapai tiga miliar dolar AS dan pada 2020 bisa mencapai lima miliar dolar AS. Saat ini, total perdagangan Indonesia dengan Eurasia kurang lebih sebesar dua miliar dolar AS.
"Kita dengan Eurasia akan mengatur jadwalnya, karena dari teksnya tidak terlalu sulit. Saya mengundang mereka untuk datang ke Indonesia," kata Enggartiasto.
Pemerintah sedang gencar membuka peluang kerja sama baik bilateral maupun multilateral dengan negara-negara tujuan ekspor nontradisional. Beberapa negara yang dijajaki untuk membuka peluang kerja sama adalah Afrika Selatan, Nigeria dan Rusia termasuk Eurasia.
Produk ekspor utama Indonesia ke Eurasia antara lain adalah kelapa sawit dan turunannya, mesin atau peralatan untuk pengolahan, kapal ringan, kelapa, minyak inti sawit dan kopi.
Sementara untuk produk impor utama Indonesia dari Eurasia antara lain mineral atau pupuk kimia, produk setengah jadi dari besi atau baja bukan paduan, senapan dan senapan olahraga dan alumunium.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017