Karawang (ANTARA News) - Angka buta aksara di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada 2006 mencapai 117.710 jiwa dari sekitar 1,9 juta penduduk. Dari jumlah tersebut, 31.248 orang merupakan warga usia 15 hingga 44 tahun, dan 86.642 orang berusia 45 tahun ke atas, kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang Drs. H. Barmawi MSi, disela acara Sosialisasi Gerakan Percepatan Pemberantasan Buta Aksara, di Karawang, Rabu. Untuk mengurangi angka buta aksara, Pemerintah Kabupaten Karawang memiliki program pendidikan keaksaraan dengan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pada 2006, program ini diikuti 3.210 warga dan pada 2007 terdapat 41.440 warga belajar yang mengikuti program pendidikan keaksaraan. Dengan demikian, masih ada 73.490 orang yang belum tersentuh program pendidikan keaksaraan ini, kata Barmawi. "Mudah-mudahan pada 2009 nanti, sisa garapan itu dapat kita tuntaskan bersama," kata dia. Dijelaskannya, sosialisasi Gerakan Percepatan Pemberantasan Buta Aksara bertujuan untuk menyamakan persepsi dan menyebarluaskan program pendidikan keaksaraan kepada masyarakat, sehingga dapat meningkatkan wawasan umum dan berpengaruh terhadap pembangunan sumber daya manusia. Sementara itu, terkait lambatnya pengumpulan data buta huruf, data ibu hamil, jumlah rumah tangga miskin (RTM), jumlah pengangguran, dan jumlah anak SD yang mengalami drop out, Bupati Karawang, Dadang S Muchtar sempat memarahi camat-camat di Kabupaten Karawang. "Saya sudah lama mengintruksikan agar para camat mengumpulkan data masyarakat yang buta huruf, ibu hamil, RTM, pengangguran dan anak SD yang DO. Tapi, sampai hari ini (Rabu, 30/5) baru tiga kecamatan yang mengumpulkan. Data yang lain ke mana," kata Dadang. Ketiga camat yang sudah mengumpulkan data yang diminta Bupati itu ialah Kecamatan Purwasari, Teluk Jambe, dan Jayakerta. Pada 2005, angka buta aksara di Kabupaten Karawang mencapai 197.169 jiwa atau 12,2 persen penduduk. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007