Palembang (ANTARA News) - Sekitar 30 persen dari 138 ribu koperasi di Indonesia masih belum aktif, karena itu dewan koperasi Indonesia (Dekopin) berusaha untuk menghidupkan kembali unit usaha tersebut. Jumlah koperasi di Indonesia ada 138 ribu yang anggotanya sekitar 30 juta dan sekitar 30 persennya masih belum aktif, kata Ketua Dekopin, Adi Sasono di Palembang, Rabu. Menurut dia, penyebab masih belum aktifnya koperasi itu, karena berbagai faktor, naiknya harga BBM, kurangnya pembinaan dari organisasi besar yang seharusnya melakukan pembinan dan kebijakan yang tidak menguntungkan. Kebijakan yang tidak menguntungkan itu misalnya koperasi pasar tradisional tiba-tiba disaingi oleh koperasi pasar modern, katanya. Ia mengatakan, untuk mengaktifkan koperasi itu pihaknya akan mengembangkan koperasi simpan pinjam "on line" sekarang ini dan infrakstrukturnya sudah ada. "Tahun ini ada 10 ribu koperasi dan mengintegrasikannya ke swasta dan perbankan, karena itu kita mengundang bank Mandiri dan Bukopin untuk membantu masyarakat miskin," ujarnya. Dikatakannya, koperasi itu merupkan lembaga masyarakat yang dalam masa lalu terbukti telah bisa menyelenggarakan program-program pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan. Kini ketika koperasi tidak diperankan meskipun anggarannya besar, kemiskinan bertambah dan pengangguran bertambah, karena kelembagaan masyarakat tidak diberdayakan, tuturnya. Sementara mengenai koperasi yang kesulitan modal, ia mengatakan, memang tidak bisa dipukul rata ada koperasi kaya yang juga tanpa bantuan. Ia memberikan contoh, koperasi kredit simpan pinjam ada yang mencapai Rp3,5 triliun tanpa bantuan dan koperasi jasa di Pekalongan dibidang perdagangan testil omsetnya Rp60 miliar/hari.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007