"Desa Tongka merupakan desa terparah diterjang banjir yang terjadi sejak Rabu (9/8) pagi hingga malam ini dengan ketinggian banjir sekitar 1-2 meter," kata Camat Gunung Timang Syamiludin A Surapati ketika dihubungi melalui telepon dari Muara Teweh, Rabu malam.
Menurut Syahmiludin, akibat banjir itu sebagian warga mengungsi ke tempat yang tinggi dan membuat ampar-ampar di dalam rumah untuk tidur dan keperluan lainnya.
Selain Desa Tongka banjir juga merendam sejumlah desa lainnya, namun masih belum masuk rumah warga dan baru menggenangi jalan desa dengan ketinggian bervariasi antara 20 centimeter hingga 0,5 meter.
"Ketinggian banjir wilayah sejumlah desa yang berada di hulu Sungai Montallat hingga malam ini masih bertahan dan kami minta desa-desa lainnya yang berada di wilayah hilir agar waspada terhadap banjir tersebut," katanya.
Syahmiludin menjelaskan banjir ini juga meredam jalan desa antara lain Pelari, Sangkorang, bahkan jembatan yang mengubungkan Desa Jaman dan Payang Ara terendam banjir hingga 1 meter akibatnya akses jalan menuju desa tersebut lumpuh.
Banjir ini juga melanda desa-desa di hilir antaranya Desa Malungai, Rarawa, Ketapang, Baliti dan Majangkan.
"Jalan untuk akses menuju desa tersebut terpaksa menggunakan rakit kayu yang dibuat warga untuk mengangkut sepeda motor," kata dia.
Kondisi banjir ini sudah dilaporkan kepada pemerintah Kabupaten Barito Utara, sampai saat ini masih belum diketahui nilai kerugian harta benda maupun korban jiwa.
"Kita harapkan banjir segera surut dan aktivitas kembali normal," ujar Syahmiludin.
Pewarta: Kasriadi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017