Jakarta (ANTARA News) - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) berdiskusi dengan akademisi Kota Makassar pada Rabu (9/8) untuk mengkaji sumber pertumbuhan ekonomi baru berbasis potensi lokal, yakni ekonomi kreatif. Hasil kajian ini akan membangkitkan optimisme ekonomi Indonesia ke depan, di tengah kekhawatiran adanya tren penurunan daya beli.
"Jadi sebagian besar pelaku industri kreatif itu berskala UMKM. Oleh karena itu pertumbuhan industri kreatif juga akan berdampak positif terhadap sektor riil dan mampu mengangkat perekonomian serta daya beli masyarakat," ujar Ketua Pokja Industri Kreatif KEIN, Irfan Wahid dalam keterangan pers.
Merujuk data BEKRAF dan BPS 2017, sekitar 92,37 persen pelaku industri kreatif masih menggunakan modal sendiri dan belum memperoleh pendanaan dari bank atau venture capital. Di lain sisi sebanyak 53,49 persen pelaku belum berbadan usaha dan sekitar 88,95 persen produk industri ini belum memiliki HAKI serta sekitar 97,36 persen masih memasarkan di wilayahnya.
Irfan Wahid yang juga akrab dipanggil Ipang, menggarisbawahi tantangan utama dalam pengembangan industri kreatif dan solusinya.
"Banyak sebenarnya yang memiliki ide dan kreativitas, potensi konten dan budaya lokal kita juga luar biasa. Persoalannya mereka ini masih membutuhkan dukungan di area permodalan, pengembangan produk dan pemasaran. Harus ada proses inkubasi yang konsisten untuk melakukan hal ini, dengan melibatkan pelaku industri yang sudah besar," paparnya.
Digitalisasi ekonomi diproyeksikan mampu memberikan nilai tambah sebesar 150 miliar dolas AS terhadap PDB Indonesia pada 2025 atau sekitar 10 persen terhadap PDB, dimana akan dibarengi dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja hampir 4 juta orang (Mckinsey, 2017).
Industri kreatif diharapkan mampu mendukung digitalisasi ekonomi di Indonesia, sehingga idealnya pemerintah menjadikan Industri kreatif ini sebagai industri prioritas.
KEIN hadir di Makassar dengan diwakili oleh Ipang Wahid (Ketua Pokja Industri Kreatif), dan Andri Sudibyo (Ketua Pokja Industri Strategis dan Teknologi Tinggi), untuk berdiskusi dengan para akademisi sebagai bagian dari proses penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Industrialisasi 2045.
"Peta jalan ini adalah salah satu tugas untuk KEIN dari Presiden Jokowi. Kita akan fokus pada empat sektor unggulan: industri kreatif, pangan, maritim, serta pariwisata," ujar Andri.
Menurutnya, dalam menyusun peta jalan ini KEIN telah mendengarkan masukan dan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan industri nasional dari pelaku usaha, pengambil kebijakan, dan seperti yang dilakukan di Makassar, kalangan akademisi. Peta jalan ini nantinya akan terbagi ke dalam tiga tahapan yaitu fokus pada pengembangan industri (2017-2025), tahap ekspansi (2026-2035), dan tahap akselerasi (2036-2045).
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017