Jakarta (Antara) - Guna memenuhi kebutuhan pasokan perumahan bagi masyarakat terutama di kawasan pondok pesantren (ponpes) dan ikut menata kawasan ponpes, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berhasil merampungkan 22 tower rusun di 22 lokasi ponpes di seluruh Indonesia dengan jumlah pasokan baru sebanyak 660 unit dengan anggaran sebesar Rp 214,8 miliar.
Pembangunan rusun ponpes ini sejatinya sudah dibangun sejak tahun 2015. Waktu itu Kementerian PUPR berhasil membangun 25 tower dengan 770 unit di 25 titik lokasi. Anggaran pembangunan rusun di tahun 2015 sebesar Rp 231,7 miiar. Kemudian di tahun 2016, Kementerian PUPR membangun 20 tower dengan 600 unit di 20 lokasi dengan anggaran Rp 169.6 miliar.
"Pembangunan rusun disamping untuk pekerja, MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah), TNI/Polri, mahasiswa, juga santri di pondok pesantren. Ini merupakan bentuk perhatian dan keseriusan pemerintah dalam penyediaan rumah dan penataan kawasan lingkungan pendidikan. Semoga rusun bisa memberikan kontribusi nyata bagi santri dalam menimba ilmu," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Rusun ponpes dibangun dengan model mirip barak. Ada tiga lantai pada setiap rusun yang dapat diisi oleh sekitar 216 santri. Setiap lantainya bisa berisi 72 santri yang dilengkapi 10 unit toilet, 10 unit WC, 2 unit tempat wudhu, 1 unit janitor dan 2 unit pantri. Di tiap lantai itu terdiri dari enam los kamar yang bisa diisi 12 sampai 14 orang.
Fasilitas lainnya adalah air bersih, listrik, mebel seperti tempat tidur, meja belajar dan lemari pakaian. Jadi para santri tidak perlu repot lagi dan tinggal menempati serta menggunakan fasilitas tersebut dengan baik.
Tentunya santri yang tinggal di rusun akan belajar bagaimana hidup bertoleransi dengan santri yang lainnya terutama dalam menjaga kebersihan dan ketertiban saat berada di dalam rusun. Rusun ponpes adalah salah satu cara untuk mendidik generasi muda agar terbiasa hidup di hunian vertikal. Kementerian PUPR juga memberikan bantuan sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK) komunal untuk kalangan ponpes untuk meningkatkan kesehatan santri sejak 2013 kepada lebih dari 2.700 ponpes.
Sepanjang 2015-2016, Kementerian PUPR berhasil berhasil merealisasikan sebanyak 43 tower yang terdiri dari 1.290 unit di 18 provinsi. Beberapa Rusun telah selesai dibangun pada 2015-2016 antara lain, Rusun Ponpes Darul Ulum yang terletak di Semarang, Rusun Ponpes Al Hidayah di Banyumas-Jawa Tengah, Rusun Ponpes Nahdlatul Ulum di Maros-Sulawesi Selatan dan Rusun Ponpes Darul Hikmah Tulungagung-Jawa Timur yang keduanya telah diresmikan penggunaannya oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Januari lalu.
Beberapa daerah yang akan dibangunkan Rusun Ponpes oleh Kementerian PUPR tahun ini antara lain, Pidie Jaya, Mandailing Natal, Padang Pariaman, Lampung Timur, Ogan Komering Ulu Timur, Tasikmalaya, Magelang, Semarang, Ende, Madiun, Nganjuk, Pasuruan, Sintang, Hulu Sungai Selatan, dan Bone. Tahun 2018 dan 2019, Kementerian PUPR akan membangun rusun ponpes sebanyak 40 tower dengan 1010 unit di 40 lokasi dengan biaya pembangunan termasuk pengadaan meubeler senilai Rp 330 miliar.
Salah satu ponpes yang juga mendapatkan pembangunan rusun adalah Ponpes Darul Hikmah Tulungagung Jawa Timur. Di ponpes ini, Kementerian PUPR membangun satu blok rusun setinggi tiga lantai yang sanggup menampung 216 santri dari total 700 santri yang tinggal di sana. Pembangunan rusun ini dibiayai dana APBN tahun Anggaran 2016, melalui DIPA Satker Penyediaan Perumahan Provinsi Jawa Timur dan dilaksanakan dalam waktu 180 hari kalender. Pondok Pesantren Darul Hikmah merupakan Pondok Pesantren Modern yang sistem pendidikannya menyesuaikan pada keadaan terkini.
“Terimakasih pada Kemenpupera yang telah memberikan bantuan rusun untuk Pesantren kami," kata Pimpinan Ponpes Darul Hikmah Abdul Manaf dalam rilis beberapa waktu lalu.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017