Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan Rabu sore ditutup turun 0,16 persen, karena pengaruh anjloknya bursa saham China. IHSG BEJ ditutup turun 3,340 poin menjadi 2.055,396 dan indeks LQ45 melemah 1,262 poin atau 0,29 persen ke posisi 426,823. Pengamat Pasar Modal, Edwin Sinaga, kepada ANTARA News di Jakarta, mengatakan bahwa pengaruh anjloknya saham China telah mempengaruhi perdagangan saham di BEJ mengalami tekanan jual. "Hari ini (Rabu 30/5) pasar lebih melihat faktor China, karena dalam negeri masih dalam kondisi yang relatif bagus," katanya. Anjloknya bursa China Rabu sore lebih disebabkan oleh kenaikan pajak dari 0,1 menjadi 0,3 persen langsung memberi dampak psikologis pada investor, yang memilih untuk mengunci margin keuntungannya. Langkah pajak terbaru, yang berlaku efektif mulai Rabu ini, merupakan upaya terakhir untuk mendinginkan pasar saham China yang telah mencatat kenaikan nilai hingga 3 kali lipat sehingga dikhawatirkan adanya koreksi besar-besaran. Dalam pernyataan kabinet China, mengatakan pajak yang lebih tinggi akan "membantu mendorong perkembangan pasar saham yang sehat". Menurut Edwin, besarnya pengaruh China ini telah membuat perdagangan saham BEJ dalam perdagangan Rabu ini berada di daerah negatif. Pergerakan saham yang turun pada perdagangan ini mendominasi pasar sebanyak 90 jenis dibanding yang naik 83 dan 63 bergerak mendatar. Volume perdagangan sebanyak 6,776 miliar saham dengan nilai Rp4,091 triliun dari 61.301 kali transaksi. Anjloknya indeks dipimpin Aneka Tambang (ANTM), Tambang Timah (TINS) dan Agis (TMPI). ANTM anjlok Rp150 menjadi Rp14.500, TINS terkoreksi Rp400 ke posisi Rp11.400 dan TMPI melorot Rp25 ke harga Rp2.800. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007