Atap kamar mandi dan jendela terguncang keras sekitar 20 detik dan orang-orang pada ketakutan

Makau (ANTARA News) - Wilayah otonomi khusus Xinjiang, China, diguncang gempa bumi berkekuatan 6,6 pada skala Richter, Rabu pagi, setelah semalam sebelumnya bencana serupa yang menyebabkan 13 orang tewas terjadi di Provinsi Sichuan.

Gempa terakhir mengguncang Kabupaten Jinghe, Prefektur Bortala, Xinjiang yang dihuni etnis Mongolia pada pukul 07.27 waktu setempat (06.27 WIB).

Data di Pusat Jaringan Gempa China (CENC) menyebutkan bahwa episentrum gempa berada di 44,27 derajat Lintang Utara dan 82,89 derajat Bujur Timur dengan kedalaman sekitar 11 kilometer.

Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa atas bencana di wilayah barat daratan Tiongkok tersebut.

Sejumlah warga di Ibu Kota Xinjiang di Urumqi dan di Shihezi yang masing-masing berjarak sekitar 400 kilometer dan 280 kilometer dari pusat gempa merasakan getaran yang sangat kuat.

Bahkan Global Times yang dipantau Antara dari Makau menampilkan gambar-gambar atap kayu rumah warga runtuh dan perabotan rumah tangga berjatuhan dan pecah di atas gedung berlantai keramik.

Chen, seorang wisatawan di Yining yang berjarak sekitar 200 kilometer dari Jinghe terbangun dan segera berlari ke lantai bawah hotel yang ditinggalinya untuk bergabung bersama wisatawan lainnya.

"Atap kamar mandi dan jendela terguncang keras sekitar 20 detik dan orang-orang pada ketakutan," tuturnya.

Kabupaten Jinghe di wilayah barat laut Xinjiang berpenduduk sekitar 140.000 jiwa. Xinjiang merupakan provinsi yang mayoritas penduduknya beretnis Uighur dan beragama Islam.

Pada Selasa (8/8) malam gempa berkekuatan 7 SR mengguncang Kabupaten Jiuzhaigou, Provinsi Sichuan, hingga menyebabkan 13 orang tewas dan 175 orang lainnya mengalami luka-luka.

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017