Moskow (ANTARA News) - Rusia telah menguji sistim rudal baru, dan Wakil PM I Sergei Ivanov melukiskan bahwa Moskow mungkin akan berupaya untuk membatalkan perjanjian AS-Rusia 1987 yang melarang rudal jarak-sedang. Militer Rusia untuk pertama kali mencoba dua rudal balistik antarbenua (ICBM) RS-24 dan sistim roket bersayap berketelitian-tinggi, jarak-pendek Iskander-M-nya, kata kantor berita Rusia yang dilansir DPA . "Satu taktik-operasional yang kompleks, strategi yang kompleks, yang dapat mengatasi perisai pertahanan rudal yang ada sekarang dan pada masa depan telah tampil," kata Ivanov, yang dianggap sebagai salah seorang calon pengganti Presiden Vladimir Putin, dalam ucapan yang diangkat oleh Itar-Tass. Ivanov merujuk pada unsur sistim pertahanan rudal yang diusulkan yang AS ingin pangkalkan di Polandia dan Republik Cheko. AS mengatakan perisai itu untuk mempertahankan diri terhadap ancaman Iran atau Korea Utara, tapi Rusia mengatakan arsenal nuklirnya merupakan ancaman nyata. Pertahanan rudal yang diusulkan itu akan terdiri dari sedikitnya pada awalnya 10 rudal pencegat di Polanda dan sebuah fasilitas radar di tanah Cheko. Menlu AS Condoleezza Rice mengatakan "benar-benar lucu" bahwa sistim terbatas itu akan melemahkan penangkis nuklir Rusia, yang terdiri dari 490 ICBM. "Dan Rusia tahu itu menggelikan," kata Rice pada wartawan yang naik pesawatnya dalam perjalanan ke pertemuan menlu Kelompok-Delapan di Postdam, Jerman. Sebelumnya, Selasa, Putin mengatakan bahwa perisai pertahanan rudal AS itu akan mengubah Eropa menjadi "mudah terbakar dan memenuhinya dengan tipe senjata baru". Dengan percobaan roket yang berhasil itu, Ivanov memberikan isyarat bahwa Moskow mungkin akan berupaya untuk mengakhiri Perjanjian Kekuatan Nuklir Jarak-Sedang (INF), yang melarang semua rudal balistik AS dan Rusia dengan jarak dari 500 hingga 5.500 Km. Ivanov mengatakan rudal berketelitian-tinggi Iskander-M akan dijual untuk ekspor dengan jarak 300 Km sesuai dengan perjanjian internasional, tetapi yang untuk tentara sendiri sama sekali berbeda. Penerbangan 24 menit Iskander-M dekat Astrakhan, Rusia selatan, terjadi ketika komisi industri militer pemerintah menyetujui program baru senjata berketelitian-tinggi untuk pasukan darat, menurut Ivanov. Ia mengatakan bahwa Iskander-M akan dikerahkan pada 2009. "Pekerjaan akan selesai pada waktunya, dan tidak akan ada masalah dengan pembicayaan pada waktu lama," kata Ivanov. RS-24, akan menggantikan roket RS-18 dan RS-20 yang ada sekarang ini, yang juga dikenal sebagai SS-19 Stiletto dan SS-18 Satan, secara berturutan. Roket itu ditembakkan dari sebuah peluncur yangdapat bergerak di pangkalan Plesetsk 800 Km di utara Moskow dan menghantam sasaran di Kamchatka, semenanjung Lautan Pasifik sekitar 6.500 Km ke timur. Peluncuran itu terjadi ketika Moskow, yang kaya dalam petrodolar, menambah belanja pertahanan untuk memperbarui teknologi era-Soviet. Pada November, Putih menjanjikan 5 triliun rubel (200 miliar dolar), untuk program modernisasi militer selama 10 tahun. Anggaran pertahanan 30 miliar dolar 2007 negara itu mencakup perolehan 17 ICBM. Sistem baru itu diperkirakan akan membentuk kekuatan kelompok serang rudal Rusia hingga pertengahan abad ini, kata kementerian pertahanan Rusia.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007