Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik, di Bandung, Selasa, menuturkan lelang bus rapid transit tersebut dilakukan karena pihaknya kembali mendapat hibah 10 BRT dari Kementerian Perhubungan.
"Dan rencana lelang BRT (bus rapid transit) digelar setelah kami membereskan pengisian unit tersebut menjadi plat kuning. Ini akan melayani Metro Bandung, dari Bandung-Majalaya yang butuh pelayanan karena di sana masih kurang," kata Dedi.
Ia menuturkan layanan BRT ini harus menggunakan operator agar pelayanan yang diberikan bisa optimal karena pergerakan bus ini masuk kategori AKDP.
Selain itu, pihaknya tidak menunjuk Damri karena berharap ada semacam beauty contest dari operator lain.
"Jadi kalau untuk Damri mau ikut silakan saja karena ini karena jalur tersebut tinggi maka harus dilayani maksimal," ujarnya.
Menurut dia, rencananya bus ini akan melayani trayek dari Kota Bandung-Kabupaten Bandung selama enam kali perjalanan setiap harinya setiap satu unit bus.
Adapun rute dari bus rapid transit tersebut ialah dari Terminal Leuwipanjang-Kopo-BKR-Moch.Toha-Dayeuhkolot-Ciparay dan berakhir di Terminal Majalaya.
"Dishub Jawa Barat itu dapat 10 bus tahun ini ukurannya sedang, kami fokuskan melayani Metro Bandung," kata dia.
Ia menambahkan walaupun kapasitas bus rapid transit itu terbatas namun pihaknya yakin keberadaan bus ini membantu mengingat daerah-daerah yang dilintasi sangat membutuhkan layanan.
"Dan kami menghitung biaya kontrak layanan ini totalnya mencapai dan sudah dianggarkan Rp2,39 miliar. Rencana pembayarannya Rp5.602,85 per kilometer. Keseluruhan biaya kontrak sudah kita anggarkan," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017