Pasuruan (ANTARA News) - Warga Desa Alas Tlogo, Kecamatan Lekok, Pasuruan, Jatim, Rabu siang, memblokir jalan Pantura Surabaya-Bali, setelah sebelumnya mereka terlibat bentrok dengan TNI AL terkait sengketa lahan.Wartawan ANTARA News dari Pasuruan melaporkan, Polres setempat akhirnya menerjunkan personel Dalmas dan Pemda setempat mengerahkan Satuan Polisi Pamong Praja untuk mengatasi masalah kemacetan akibat pemblokiran tersebut. Bentrok antara warga Desa Alas Tlogo dengan personel TNI AL itu terjadi sekira pukul 10.00 WIB di lokasi Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Grati yang diawali dari penyerangan warga terhadap beberapa pekerja dari Inkopal yang sedang menyiapkan lahan untuk Puslatpur di atas tanah yang disengketakan dengan warga. Akibat bentrokan itu, disebut-sebut tiga orang tewas dan delapan lainnya luka-luka terkena tembakan. Ketiga warga yang tewas adalah Sutam (50), Khodijah (50) dan Mistin (25), warga Alas Tlogo, Kecamatan Lekok. Ketiganya ini berada di RSUD Dr Sudarsono Pasuruan. Sementara yang luka-luka adalah,Misdi, Rohman, Rahman, Tosan, Khoirul, Nasum, Herwanto dan Satiran, juga masih menjalani perawatan di RSUD Pasuruan. Kadispen Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), Letkol Laut (KH) Drs Toni Syaiful yang dikonfirmasi terpisah membantah mengenai jumlah korban tewas dan dia menyatakan yang tewas hanya satu orang yakni Sutam. Ia menjelaskan, masalah lahan Puslatpur itu sudah jelas karena dalam sidang terakhir di pengadilan, kepemilikannya dimenangkan oleh TNI AL. Meskipun demikian, TNI AL sudah memberikan konpensasi untuk relokasi dengan masing-masing Kepala Keluarga mendapatkan 500 meter persegi. Peristiwa bentrok terjadi ketika beberapa pekerja Induk Koperasi TNI AL (Inkopal) hendak mengerjakan lahan untuk pertanian, Rabu pagi. Tiba-tiba sejumlah warga melakukan penyerangan menggunakan celurit dan lemparan batu. "Prajurit TNI AL akhirnya melakukan tindakan untuk menghentikan penyerangan itu. Prajurit kami memberikan tembakan peringatan, tapi warga tambah bringas dan menyerang. Setelah tembakan peringatan bebrapa kali, akhirnya prajurit melakukan penyelamatan diri karena terancam," katanya. Menurut Kadispen, selain beberapa warga mengalami luka, akibat lemparan batu itu, beberapa prajurit juga mengalami luka-luka. Untuk saat ini, pihaknya menyatakan bahwa tindakan prajuritnya sudah sesuai prosedur karena melakukan penyelamatan diri. Mengenai penggarapan lahan untuk pertanian, Kadispen mengemukakan, selain untuk lokasi Puslatpur, beberapa lahan yang kosong memang dimanfaatkan untuk ditanami beberapa pohon. Hal itu tidak menjadi masalah karena memang haknya TNI AL.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007