Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa pagi, bergerak menguat sebesar 13 poin menjadi Rp13.308 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.321 per dolar Amerika Serikat(AS).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa inflasi domestik yang relatif masih akan stabil menjadi salah satu faktor yang menjaga fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar AS untuk kembali terapresiasi, meski data pertumbuhan triwulan kedua 2017 yang diumumkan di bawah ekspektasi pasar.
"Dengan inflasi yang terjaga rendah, hal itu mulai membangkitkan harapan pelonggaran moneter di masa depan yang juga berpotensi mengangkat harga obligasi," katanya.
Ia menambahkan bahwa fokus pelaku pasar saat ini akan beralih ke indeks kepercayaan Konsumen Juli 2017 yang akan dirilis, diharapkan dapat menjaga harapan pelaku pasar sehingga pergerakan rupiah stabil.
Dari eksternal, lanjut dia, respon penguatan dolar AS terhadap data serapan tenaga kerja di Amerika Serikat yang membaik, ternyata tidak bertahan lama. Itu bisa berarti harapan terhadap prospek pertumbuhan Amerika Serikat ke depan serta harapan kenaikan suku bunga The Fed belum begitu tinggi.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa sentimen data cadangan devisa Indonesia Juli 2017 yang dirilis mengalami peningkatan turut menjaga fluktuasi rupiah di pasar valas domestik.
"Data cadangan devisa yang meningkat akan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," katanya.
Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juli 2017 sebesar 127,76 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2017 yang sebesar 123,09 miliar dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017