Bogor, 7 Agustus 2017 (Antara) - Dengan kompetensi yang dimiliki, FEMA IPB ke depan diharapkan dapat menjadi center of excellence yang menghasilkan lulusan-lulusan yang berprestasi, yang siap terjun di masyarakat untuk berperan serta dalam membangun manusia Indonesia yang memiliki kepedulian sosial, berkarakter serta siap menghadapi dinamika perubahan sosial, ekonomi, lingkungan, maupun budaya.
Sementara sejumlah persoalan besar yang masih dihadapi Bangsa Indonesia dalam mengisi kemerdekaannya adalah kemiskinan, kesenjangan, dan persoalan sosial.
Demikian salah satu isi pesan Menko PMK, Puan Maharani, dalam acara Dies Natalis ke-12 FEMA IPB di Kampus Dramaga Institut Pertanian Bogor (IPB), Senin (7/8).
Lebih lanjut dalam sambutannya, Puan menegaskan perlunya keterlibatan perguruan dalam pembangunan yang saat ini terus gencar dilakukan pemerintah. Hasil inovasi dan riset mahasiswa, diyakini Menko PMK dapat jadi solusi tersendiri dalam menghadapi berbagai persoalan khususnya bidang pembangunan manusia.
IPB, tambahnya, dapat memberi banyak masukan dalam melakukan kerja koordinasi, sinkronisasi, dan pengendalian Kemenko PMK terhadap K/L di bawah koordinasinya semisal untuk persoalan gizi, gaya hidup sehat, pembangunan karakter bangsa, dan sebagainya.
"FEMA IPB ini punya solusi untuk pekerjaan kami di Kemenko PMK, semua produk inovasi dan hasil penelitiannya tentu sangat berguna bagi bangsa,†tuturnya lagi.
Menurut Puan, pemerintah perlu banyak masukan terutama dari perguruan tinggi untuk jawab berbagai persoalan-persoalan saat ini. Ia juga menyoroti kecenderungan pembangunan yang tidak terkendali yang saat ini terjadi di dunia. Selain berdampak pada kerusakan lingkungan, era pembangunan saat ini juga cenderung mendorong masyarakat dunia untuk menyepakati agenda global yang disebut Sustainable Development Goals (SDGs).
Dalam konteks nasional, Puan mengatakan bahwa Indonesia sejak 2012 hingga tahun 2042 berada dalam periode Bonus Demografi yang memiliki potensi untuk mengalami peningkatan kesejahteraan secara signifikan. Kesempatan emas dari bonus demografi, menurutnya, dapat dioptimalkan dengan empat syarat dan kalangan perguruan tinggi dapat berperan penting untuk mewujudkan keempat syarat itu, antara lain kualitas sumberdaya manusia yang tinggi; tersedianya lapangan pekerjaan yang layak; akumulasi tabungan nasional yang meningkat; dan adanya kesetaraan gender dan non-diskriminatif di pasar kerja.
Selain itu, Puan juga mengatakan, pembangunan berkelanjutan dapat diwujudkan jika dan hanya jika kita memiliki karakter bangsa yang kuat, dilandasi sikap mental positif. Sesuai Inpres No. 12 Tahun 2016, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan implementasi Gerakan Nasional Revolusi Mental.
"Sebagai salah satu nilai dalam Revolusi Mental, saya tidak akan pernah bosan untuk terus menyuarakan tentang gotong royong karena saya yakin bangsa ini tidak akan besar dan maju tanpa kerja bersama secara gotong royong,†tegasnya.
Puan melanjutkan, IPB sudah melaksanakan KKN tematik Revolusi Mental. "Saya harapkan IPB jadi pelopor gerakan ini sekaligus jadi agen perubahan yang mampu mengedukasi masyarakat dan berbuat nyata hingga masyarakat paham dan akhirnya mau berubah serta mengembalikan jati diri bangsa sesungguhnya," tutupnya
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017