Jakarta (ANTARA News) - PT Jasa Marga (Persero) mendapat bantuan BLU (Badan Layanan Umum) dari pemerintah sebesar Rp420 miliar yang memungkinkan BUMN operator jalan tol itu mudah melakukan pembebasan lahan untuk membangun ruas tol baru. "Dana BLU ini digunakan untuk membebaskan lahan beberapa ruas tol," kata Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero), Frans S. Sunito, di Jakarta, Senin. Saat ini pihaknya tengah membebaskan lahan untuk tiga proyek ruas jalan tol baru, yaitu untuk ruas Semarang-Solo yang membutuhkan dana sekitar Rp240 miliar, ruas Bogor Ring Road sebesar Rp80 miliar, dan Gempol Pasuruan Rp100 miliar. Frans mengatakan konsep BLU tersebut adalah mengalihakan risiko pembebasan lahan dari investor ke pemerintah. "Memang filosofinya dalam UU investasi mengatakan seperti itu, jadi risikonya jangan ada di tangan investor dong dan itu sudah diwujudkan sekarang jadi risiko dipegang pemerintah," katanya. Dengan adanya BLU, investor akan mengeluarkan uang setelah semua pelaksanaan atau pembebasan lahan selesai alias bebas pelaksanaannya. Menurut dia, hal itu akan mengurangi risiko yang selama ini menjadi kendala utama di proyek jalan tol. "Jadi ini bagus sekali apalagi untuk semua jalan tol swasta idealnya BLU digunakan," katanya. Ia mengatakan, pihaknya kira-kira membutuhkan tambahan dana (bila tol trans Jawa dibangun) sekitar Rp3-4 triliun. "Itu perhitungan kasar khusus untuk trans Jawa bila semua dibebaskan dulu dengan BLU," kata Frans. Dengan adanya BLU, ia yakin akan banyak peminat dan persoalan dengan bank tidak lagi menjadi kendala. "Bank pasti mau mendanai karena selama ini bank terkesan tidak mau itu lebih karena tidak mau mendanai ketidakpastian," katanya. Untuk rencana ke depan, Frans berharap dapat mendanai proyek JORR2 dan bila dimungkinkan proyek trans Jawa. "Itu Rp1,5 triliun untuk tanahnya. JORR ("Jakarta Outer Ring Road") 2 yang dua paket sedang kita tender, yaitu Cengkareng-Kunciran dan Kunciran-Serpong kira-kira sepanjang 26 km dan totalnya sekitar Rp2,5-3 trilun," demikian Frans S. Sunito.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007