Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Utang Departemen Keuangan (Depkeu), Rahmat Waluyanto mengatakan bahwa hingga 18 Mei 2007, kepemilikan Surat Utang Negara (SUN) oleh pihak asing telah mencapai Rp79 triliun atau 17,87 persen dari total SUN di pasar sekunder Rp442,1 triliun. "Kenaikan ini cukup besar dibanding kepemilikan asing pada Januari yang mencapai Rp54,8 triliun atau 12,94 persen dari total SUN di pasar sekunder saat itu Rp423,55 triliun," kata Rahmat di Jakarta, Selasa. Dia mengungkapkan, hingga 18 Mei kepemilikan SUN oleh perbankan mencapai 57,27 persen, Bank Indonesia (BI) 2,96 persen, non-perbankan 39,77 persen. "Untuk non-perbankan terdiri atas reksadana 5,45 persen, asuransi 8,27 persen, asing 18,87 persen, dana pensiun 5,32 persen, perusahaan efek 0,13 persen dan lain-lainnya 2,73 persen," katanya. Sementara itu, Rahmat mengatakan untuk menutupi tambahan defisit anggaran 2007 yang diperkirakan mencapai 1,8 persen dari sebelumnya 1,1 persen atau Rp40,5 triliun, maka tambahan penerbitan surat utang negara akan mencapai Rp27,5 triliun. "Kalau untuk 2008, dengan perkiraan defisit 1,6-1,8 persen, maka penerbitan surat berharga negara netto bisa mencapai 1,6-1,8 persen," katanya. Dia menjelaskan dirinya optimis seluruh kebutuhan pembiayaan defisit akan dapat dipenuhi oleh penerbitan surat berharga negara karena pada tahun depan diperkirakan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sudah akan dapat diterbitkan, untuk melengkapi obligasi negara yang sudah ada. "UU SBSN nya sendiri diharapkan selesai pada triwulan 3 tahun ini," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007