Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Senior BI, Miranda S. Goeltom, mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang paling optimistik pada 2007 adalah 6,2 persen, meski pemerintah tetap mengajukan angka 6,3 persen pada rancangan APBN Perubahan 2007. Dalam Rapat Kerja Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa, Miranda mengatakan, pemerintah harus menganalisa sumber-sumber pertumbuhan ekonomi pada triwulan I hingga mencapai 5,97 persen, apakah sumber-sumber pertumbuhan tersebut mempunyai "multiplier effect" yang besar atau tidak, serta apakah memiliki trend meningkat atau tidak. "Kalau sumber-sumber pertumbuhan ekonomi pada triwulan I cukup baik, dan ada trend pertumbuhan ekonomi pada triwulan-triwulan berikutnya meningkat, rasa-rasanya sampai akhir (tahun-red) apalagi menjelang triwulan ketiga dan keempat kegiatan ekonominya lebih banyak bergerak, maka pertumbuhan ekonomi 6,3 persen bukan hal mustahil. Tapi dalam hitung-hitungan kami secara internal masih memakai sekitar 6,2 persen sebagai angka yang paling optimistik," kata Miranda . Namun, tambahnya, hitung-hitungan BI masih bisa berubah dengan melihat angka perkembangan dari triwulan ke triwulan. Sementara untuk 2008, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,2-6,8 persen dengan inflasi 5 plus minus 1 persen, rata-rata suku bunga SBI 3 bulan 7,5-8,0 persen, rata-rata kurs Rp9.000-9.300 per dolar AS, harga minyak 56 dolar AS per barel dan lifting minyak 1,034-1,040 juta barel per hari. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007