Letvuan, Maluku Tenggara (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Solomon Islands memperkuat hubungan antarmasyarakat kedua negara melalui program pelatihan untuk pengembangan kapasitas, yang diberikan Indonesia kepada warga Negara Kepulauan Pasifik itu.
"Masyarakat di Kepulauan Maluku dan masyarakat negara Pasifik memiliki banyak kesamaan. Melalui program pelatihan, bukan hanya meningkatkan people-to-people contact, ini juga cara saling berbagi untuk kita sama-sama maju dan berkembang," kata Niniek Kun Naryati, Plt Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, di Letvuan, Maluku Tenggara, Jumat.
Pernyataan tersebut disampaikan Niniek pada acara pelepasan peserta pelatihan pengembangan produk rumput laut dari Solomon.
Indonesia memberikan pelatihan kepada warga Solomon Islands dalam mengelola dan mengembangkan produk rumput laut yang mempunyai nilai jual lebih.
Kegiatan pelatihan tersebut diikuti oleh empat peserta asal Solomon Islands yang merupakan para nelayan rumput laut.
Kegiatan "Pilot Project on Seaweed Product Development For Solomon Islands" itu diselenggarakan pada 12 Juni hingga 5 Agustus di Desa Letvuan, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.
"Melalui pelatihan ini kita menjalin persaudaraan, dan melalui persaudaraan diharapkan tidak akan ada hambatan. Saya yakin apa yang dipelajari di sini akan bermanfaat tidak hanya bagi anda di Solomon, tetapi juga bagi masyarakat Letvuan karena sekarang mereka tahu mereka punya saudara di Solomon," ujar Niniek.
Melalui pelatihan tersebut, para warga Solomon tinggal bersama masyarakat Letvuan untuk mempelajari cara-cara penanaman, perawatan, pemanenan, penanganan pasca panen, dan pengolahan produk hasil panen rumput laut.
Selain itu, para peserta mempraktikan proses budi daya rumput laut hingga satu siklus tanam dan mempelajari cara mengelola rumput laut menjadi beberapa jenis produk pangan, seperti sirup, puding, jeli, stick rumput laut, dan kerupuk.
Kegiatan pelatihan tersebut terselenggara atas kerja sama antara Direktorat Kerja Sama Teknik Kemenlu RI dengan Keuskupan Amboina wilayah Kei Kecil dan Dewan Gereja di Desa Letvuan.
Atas bimbingan Keuskupan dan Dewan Gereja di Desa Letvuan, para peserta dari Solomon telah membaur dengan masyarakat Indonesia di Maluku Tenggara, khususnya saat mengikuti berbagai kegiatan pelatihan sehari-hari yang dilakukan bersama warga setempat di Desa Letvuan.
"Gagasan utama dari program pelatihan ini adalah people-to-people contact. Kami berharap keempat peserta dari Solomon yang sudah dianggap menjadi bagian dari masyarakat Letvuan ini dapat menghadirkan rasa persaudaraan dari Maluku Tenggara dan Republik Indonesia di Solomon," kata Sekretaris Keuskupan Amboina, Pastor Agus Ulahayanan.
Dia berharap agar semua hal yang telah dipelajari di Maluku Tenggara oleh para peserta pelatihan pengembangan produk rumput laut dapat bermanfaat dan dapat diimplementasikan di Solomon.
"Pelatihan ini juga dimaksudkan untuk lebih memberikan pemahaman tentang Indonesia melalui berbagai pengalaman tentang keberagaman dan kesaharian masyarakat di Indonesia," ucap Pastor Agus.
Para peserta dari Solomon juga mendapatkan bimbingan teknis dari tenaga ahli Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan LIPI- Tual serta melakukan "in-house training" di Desa Letvuan.
Frederick Toitoro, seorang warga Solomon peserta pelatihan, berharap cara-cara pengolahan rumput laut menjadi berbagai produk pangan, yang dia pelajari di Indonesia, dapat memberikan nilai tambah bagi hasil rumput laut yang dikembangkan di Solomon Islands.
"Kami berharap mendapatkan insentif lebih melalui pengelolaan rumput laut menjadi produk yang lebih beragam," kata dia.
Rasa terimakasih dan penghargaan juga disampaikan oleh Duta Besar Kepulauan Solomon untuk Indonesia, Salana Kalu, atas penyelenggaraan program pelatihan pengembangan kapasitas tersebut.
(T.Y012/T007)
Oleh Yuni Arisandy
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017