Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar-Bank Jakarta, Selasa sore, turun tajam 60 poin menjadi Rp8.765/8.745 dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.705/8.745 per dolar Amerika Serikat (AS), karena pelaku pasar melepas rupiah. "Aksi lepas rupiah oleh pelaku pasar makin aktif sehingga mata uang lokal itu terpuruk lebih besar," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Selasa. Menurut dia, merosotnya rupiah juga tidak terlepas dari peran Bank Indonesia (BI) yang masuk pasar dan berkurangnya dana asing yang bergulir di pasar saham dan uang. Ia mengatakan, koreksi terhadap rupiah saat ini masih wajar karena level yang diharapkan level Rp9.000 per dolar AS. Namun demikian, rupiah masih berpeluang untuk menguat lagi, apabila bank sentral AS (The Fed) yang akan mengadakan pertemuan akan membahas tingkat suku bunga dan berencana akan menurunkan suku bunganya, katanya. Sementara itu, menurut dia, masuknya BI ke pasar itu karena khawatir pergerakan rupiah yang terus menguat hingga mendekati level Rp8.600 per dolar AS. "Apalagi, kenaikan rupiah akan menekan pendapatan eksportir, karena produknya kalah bersaing di pasar ekspor, meski kenaikan itu sangat disukai importir," ucapnya. Mengenai dolar AS, ia mengatakan, dolar AS bertahan terhadap euro dan yen menjelang pertemuan bank sentral AS (The Fed) yang akan mengadakan pertemuan membahas tingkat suku bunga. The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunganya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang cenderung melambat, katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007