Solo, 23 Agustus 1954 (Antara) - Belum lagi soal matinja Pak Niti, ibu serta adiknja dari ketjamatan Weru kabupaten Sukohardjo, jang meninggal berturut-turut dengan setjara mendadak dalam bulan Djuli jang lalu.
Kini di tempat jang sama sekali lagi terdjadi kematian jang sangat "mysterious" jang menimpa diri seorang ibu dengan anaknja. Keduanja telah meninggal dengan memutahkan darah terlebih dahulu seperti terdjadi pada Pak Niti, ibu serta adiknja.
Menurut keterangan jang didapat "Antara", seorang petani bernama Mbok Martokerjo, penduduk sedesa dengan Pak Niti, baru-baru ini telah pergi ke ketjamatan Sukohardjo untuk "derep" (memotong padi dengan mendapat upah) dan anak perempuanja jang berumur 12 tahun ditinggal di rumah.
Akan tetapi malamnja anak jang bernama Radjinem sekira djam 2 telah mendadak sakit dan meninggal dengan terlebih dahulu memuntahkan darah.
Paginya djam 7 Mbok Martokarjo jang masih merada di Sukohardjo itupun mengalami nasib jang sama dengan anaknja itu. Ia mendadak mendjadi sakit dan setelah memuntahkan darah kemudian meninggal.
Dengan demikian, maka kelima orang dari kelurahan Alasambo ketjamatan Weru itu meninggal dengan tjara jang sama. Sebab-sebab kematian itu masih "mysterious". Penjelidikan jang diadakan oleh pihak jang berwadjib hanya dapat memastikan bahwa mereka meninggal bukan karena pest.
Berhubung dengan itu, maka kini timbul kegelisahan di atara penduduk desa. Banjak juga jang metjari sebab-sebabnja ke alam tahajul.
Penduduk umumnja sangat mengharapkan agar kematian tersebut mendapat penjelidikan jang saksama dari jang berwadjib dan penduduk diberi keterangan apa sebabnja kematian jang menurut mereka sangat adjaib itu.
Sumber: Pusat Data dan Riset ANTARA //pdra.antaranews.com/Twitter: @perpusANTARA
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017