Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak naik 11 poin menjadi Rp13.313 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah masih bergerak stabil tetap dengan kecenderungan penguatan. Inflasi domestik yang turun memberikan sentimen positif walau pun terbatasi kekhawatiran bahwa inflasi yang turun lebih akibat penurunan daya beli masyarakat," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.
Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Juli 2017 sebesar 0,22 persen, inflasi tahun kalender Januari-Juli 2,6 persen dan inflasi tahun ke tahun 3,88 persen.
Rangga mengatakan saat ini pelaku pasar sedang fokus pada data pertumbuhan produk domestik bruto Indonesia pada kuartal kedua 2017, yang diharapkan mencatatkan pertumbuhan sehingga dapat menopang rupiah ke depannya.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan rupiah berpeluang terganggu karena kurs dolar AS di pasar global mulai menguat seiring dengan koreksi harga minyak mentah dunia.
"Harga minyak mentah yang sempat masuk dalam tren kenaikan pekan lalu, mulai terkoreksi. Kali ini data persediaan minyak mentah AS yang naik melebihi ekspektasi menjadi penyebabnya," katanya.
Harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,30 persen menjadi 49,44 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,34 persen menjadi 52,18 dolar AS per barel pagi ini.
Namun, menurut dia, penguatan dolar AS di pasar global kemungkinan hanya berlangsung dalam jangka pendek, karena tidak didukung optimisme terhadap perekonomian Amerika Serikat.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017