"Barangkali kalau ngomong daya beli menurun itu dari mana indikasinya? Paling orang bilang, pertumbuhan ritelnya mengecil, gitu kan? Itu karena diukur pada Juni. Bulan Juni itu Lebaran," kata Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan, umumnya di setiap bulan lebaran terjadi perlambatan kenaikan konsumsi, karena orang "habis-habisan" ketika puasa dan Lebaran.
Bahkan menurut dia, Juli tahun lalu itu juga masa Lebaran.
"Coba lihat datanya, melambat. Saya tidak bermaksud mengatakan, oh tidak benar itu perlambatan. Tapi tunggu saja dulu datanya keluar yang bulan Juli, paling-paling seminggu lagi keluar," katanya.
Ia juga membantah jika hal itu terkait dengan inflasi yang dianggap terlampau lemah beberapa waktu lalu.
"Apa kaitannya? Sehabis lebaran inflasi itu turun. Sama saja dua-duanya. Karena apa? Satu, orang pada ngurangin belanjanya. Kedua, karena Juli itu mau masuk sekolah, orang mulai tahan duitnya dulu, karena pada mau belanja untuk sekolah anaknya, mau belanja alat sekolah," kata Darmin.
Oleh karena itu, ia menegaskan pemerintah tidak mengkhawatirkan isu penurunan daya beli tersebut.
"Kenapa mesti ada rasa khawatir sih? Itu susah itu. Tunggu saja seminggu, nanti kesimpulannya biar jelas," katanya.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017