Inisiasi ini penting untuk mengimbangi pengiriman secara masif karya siswa Indonesia ke luar negeri, khusunya melalui beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP).
"Melalui jalur ini kami harap dapat menarik insan terbaik Indonesia untuk menjadi peneliti," kata Wakil Kepala LIPI Bambang Subiyanti di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan saat ini jumlah peneliti PNS hanya empat persen dari total jumlah SDM iptek Indonesia yang didominasi oleh dosen dari berbagai perguruan tinggi.
Apalagi dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No.11 Tahun 2017 tentang manajemen PNS, salah satunya tentang penurunan usia penisun dari 65 tahun menjadi 60 tahun telah mengurangi jumlah peneliti madya.
Sebanyak 20 persen dari 2.724, atau sebanyak 556 peneliti madya terkena imbas dari Peraturan Pemerintah itu.
Untuk itu diharapkan dengan jalur prestasi ini dapat menarik peneliti muda yang telah memiliki gelar S3 dapat mengisi kekosongan tersebut.
Para kandidat peneliti berkulaifikasi S3 ini harus memiliki rekam jejak mumpuni, diharapkan dengan pengalaman studi serta bekerja di berbagai belahan dunia dapat menjadi motor percepatan kegiatan penelitian di masa depan.
Bambang mengatakan salah satu yang dibutuhkan peneliti adalah infrastruktur yang memadai, alat-alat penelitian yang mereka miliki banyak yang sudah ketinggalan 5-10 tahun dari negara tetangga.
Untuk menarik perhatian dari peneliti berprestasi tersebut, LIPI membelanjakan 60 persen anggarannya untuk membeli alat-alat baru, dan penggunaanya dibuka untuk publik.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017