Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah tipis sebesar empat poin menjadi Rp13.328 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.324 per dolar Amerika Serikat (AS).

Analis Monex Investindo Futures Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa dolar AS perlahan mulai pulih terhadap sebagian mata uang dunia, termasuk rupiah menyusul proyeksi pasar terhadap data tenaga kerja Amerika Serikat versi ADP (Automatic Data Processing Inc) yang akan dirilis mengalami kenaikan.

"Jika data yang dirilis sesuai dengan ekspektasi pasar maka bisa menjadi momentum penguatan bagi dolar AS untuk lebih tinggi," katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, aksi ambil untung juga turut menjadi salah satu faktor yang menekan mata uang rupiah setelah dalam beberapa hari terakhir ini cenderung mengalami apresiasi terhadap dolar AS.

Kendati demikian, menurut dia, depresiasi rupiah itu relatif masih terbatas menyusul data inflasi Juli 2017 yang cukup terkendali, situasi itu masih memberikan sentimen positif bagi kurs rupiah di pasar valas domestik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Juli 2017 sebesar 0,22 persen. Dengan demikian tingkat inflasi tahun kalender Januari-Juli 2017 tercatat mencapai 2,6 persen dan inflasi dari tahun ke tahun (yoy) sebesar 3,88 persen.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa mata uang rupiah bergerak dalam kisaran sempit menyusul harga minyak mentah dunia yang mulai mengalami koreksi.

"Kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat memberikan tekanan bagi harga minyak sehingga berimbas negatif pada mata uang berbasis komoditas, seperti rupiah," katanya.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,22 persen menjadi 49,05 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,12 persen menjadi 51,72 dolar AS per barel.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu ini (2/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.331 dibandingkan hari sebelumnya (Selasa, 1/8) Rp13.318 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017