Washington (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson meminta dua pejabat, termasuk purnawirawan jenderal dan mantan utusan Timur Tengah Anthony Zinni, membantu mengakhiri krisis diplomatik Teluk.
Pada 5 Juni, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir memutuskan hubungan dengan sekutu utama Qatar, menuduhnya mendukung ekstremisme serta membangun hubungan dengan saingannya Iran.
Qatar, rumah bagi sebuah pangkalan udara besar AS, membantah tuduhan tersebut tetapi setuju Kuwait menjadi mediator dan sudah mencapai kesepakatan dengan Washington guna memerangi pendanaan teror.
Para pihak yang berselisih masih belum melakukan pembicaraan langsung, dan Washington ingin menekan sekutunya di wilayah tersebut untuk memperbaiki hubungan dan bekerja sama melawan ekstremisme.
Tillerson mengatakan kepada para wartawan bahwa Qatar sejauh ini memenuhi komitmennya terhadap AS, tetapi dia sudah mengirim diplomat senior AS Tim Lenderking ke wilayah itu untuk mendorong kemajuan.
"Dan saya juga meminta purnawirawan Jenderal Anthony Zinni untuk pergi bersama Tim sehingga kita dapat mempertahankan tekanan konstan di lapangan karena saya rasa itulah yang harus dilakukan," katanya.
"Hanya segitu banyak yang bisa Anda lakukan dengan upaya persuasi melalui telepon," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Zinni (73), adalah seorang jenderal Marinir yang pernah memimpin pasukan AS di Timur Tengah. Setelah bertugas di militer ia menjabat sebagai utusan khusus untuk Israel dan Otoritas Palestina.(hs)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017