Jakarta (ANTARA News) - Selain AM Fatwa dari PAN yang menerbitkan bukunya yang ke-19, pekan lalu, kini sebuah buku baru kembali terbit dari parlemen berupa "Kesaksian Para Jenderal" yang ditulis anggota Komisi I DPR yang membidangi masalah pertahanan, Dr Yuddy Chrisnandy. Peluncuran dilakukan di Press Room DPR/MPR Jakarta, Selasa dalam sebuah acara yang juga menghadirkan Direktur Eksekutif Dr Sukardi Rinakit dan Dedy "Miing" Gumelar. Peluncuran ini bertepatan dengan ulang tahun Yuddy ke-39. Yuddy mengemukakan, bukunya juga diterbitkan dalam bahasa asing. Beberapa buku telah ditulis doktor militer kelahiran Bandung (Jawa Barat) 29 Mei 1968 ini. Disertasinya di Universitas Indonesia telah diterbitkan dengan judul "Reformasi Internal ABRI:Menuju Hubungan Sipil-Militer Baru di Indonesia". Yuddy yang menerima beasiswa riset dari Institute of Defence and Strategic Studies (IDSS) Singapura ini juga menulis "KPP HAM Bukan Pengadilan HAM (Catatan Kritis atas Kinerja KPP HAM Timor-Timur). Sebagian besar buku ini merupakan kumpulan hasil wawancara yang dilakukannya. Dia mewawancara sejumlah tokoh militer, seperti Jenderal Purnawirawan Ryamizard Ryacudu, Wiranto, Zacky Anwar Makarim (mantan Kepala BIN), Sjafrie Sjamsuddin dan Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam acara ini, Yuddy juga menyampaikan refleksi sembilan tahun reformasi. reformasi belum menghasilkan kehidupan yang lebih baik, bahkan beberapa sendi kehidupan cenderung mengalami kemunduran. "Reformasi telah gagal," kata Yuddy. Sekalipun secara politik, telah ada demokrasi dan presiden dipilih secara langsung, begitu juga kepala daerah dipilih secara langsung, tetapi kesejahteraan rakyat justru merosot. Pemilihan secara langsung tidak memberi jaminan apa pun akan adanya kesejahteraan yang lebih baik. Di tengah demokratisasi yang sedang berlangsung, kemiskinan terus meningkat, pengangguran juga bertambah dan kesejahteraan rakyat menurun.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007