Kaba Festival 4 diselenggarakan dalam rangka menfasilitasi para seniman untuk menampilkan karya mereka, baik dalam bentuk musik, tari maupun drama yang akan di gelar di Taman Budaya Sumbar.
"Sangketo Hawa akan ditampilkan pada hari terakhir festival, yakni pada 5 Agustus 2017," kata koreografer Nan Jombang Dance Company, Ery Mefri di Padang, Senin.
Pada Festival Kaba 2 pada tahun 2015, ia bersama grupnya juga ikut berpartisipasi dengan membawakan karya berjudul Sang Hawa.
Menurut dia, sekalipun memiliki judul yang hampir sama, akan tetapi antara Sang Hawa dengan Sangketo Hawa adalah dua karya yang berbeda, baik itu dari segi narasi maupun dari komposisi tari.
"Namun ini adalah sesuatu yang saling berkaitan, karya yang satu lebih melepas ke luar dan karya yang satunya lagi lebih memperlihatkan yang di dalam," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan ketertarikannya untuk mengangkat karya ini karena Hawa begitu banyak pemaknaannya, selain sebagai perempuan pertama di muka bumi, ibu dari segala ibu, Hawa juga diartikan sebagai angin yang bergerak serta juga menjadi perlambangan dari hasrat.
Penegasan tentang hawa akan tergambar pada narasi Sangketo Hawa itu sendiri. Dua penari perempuan dengan pola gerak yang berbeda, dua pola bunyi yang berbeda, namun sebenarnya adalah cermin dari diri yang tunggal, yakni Hawa itu sendiri.
"Saya sadar, pencarian Hawa tidak akan menemukan penyelesaian. Ia (Hawa) tidak akan selesai dimuka bumi ini, yang ada hanya penegasan," jelasnya.
Sementara itu Direktur Kaba Festival, Angga Djamar menyebutkan perhelatan Kaba Festival 4 ini akan melibatkan puluhan seniman dari dalam dan luar negeri.
"Selain seniman dari luar Sumbar, nantinya juga akan ada beberapa seniman yang berasal dari luar negeri, seperti Belanda dan Taiwan," katanya.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017