Jakarta (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyoroti pentingnya isu kependudukan, khususnya pertumbuhan dan struktur umur penduduk dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik.
"Kami menaruh perhatian besar pada isu kependudukan sebagai dasar dalam menentukan arah pembangunan. Pemahaman ini penting dikemukakan mengingat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi secara mendasar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan struktur umur penduduk," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro saat Seminar Nasional bertema "Keluarga Berencana: Memberdayakan Masyarakat, Membangun Bangsa" di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, peningkatan jumlah kelahiran yang sangat besar akan membebani ekonomi karena ketergantungan yang cukup besar kepada penduduk usia produktif.
Indonesia telah mengalami perubahan demografi yang cepat dimana jumlah penduduk usia produktif terus meningkat dan mencapai puncak pada sekitar 2030.
Dalam periode tersebut, Indonesia menjadi salah satu negara dengan angkatan kerja terbanyak di Asia. Namun pada saat yang sama, angka ketergantungan mengalami peningkatan karena jumlah penduduk usia tua (65 tahun ke atas) meningkat.
"Hingga pada tahun 2045, Indonesia sudah menjadi aging society dengan perkiraan penduduk tua sudah mencapai 14 persen," ujar Bambang.
Bambang menuturkan, penduduk merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi (engine of growth). Penduduk sebagai sumber pertumbuhan dapat diartikan dua hal, yaitu sebagai konsumen dan sebagai produsen atau pelaku aktif pembangunan.
Dengan jumlah penduduk yang relatif besar, penduduk Indonesia menjadi salah satu konsumen terbesar di dunia. Secara nasional, konsumsi masyarakat memberikan kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi.
Sebagai pelaku pembangunan, lanjut Bambang, perubahan struktur penduduk merupakan peluang untuk memanfaatkan penduduk usia produktif untuk berkontribusi dalam menjalankan roda pembangunan.
"Hal ini tentunya sudah sangat dikenal masyarakat dengan istilah bonus demografi. Tantangannya adalah bagaimana meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga dapat menjadi penduduk yang cerdas baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen, pelaku pembangunan," kata Bambang.
Seluruh wilayah di dunia mengalami perubahan struktur penduduk dengan pertumbuhan yang berbeda. Pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan terus mengalami penurunan. Pada tahun 2050, pertumbuhan sudah di bawah 0,2 persen per tahun.
Secara global penduduk dunia mengalami penuaan. Namun demikian, terdapat perbedaan cukup lebar antar wilayah Afrika, Asia, dan Eropa. Afrika masih tumbuh dengan kecepatan cukup tinggi. Sementara itu, Asia dan Eropa sudah mengalami pertumbuhan yang negatif.
Salah satu penyebab perubahan struktur penduduk yang cepat adalah penurunan tingkat fertilitas dan mortalitas. Indonesia telah melakukan upaya pengendalian angka kelahiran melalui Program Keluarga Berencana (KB) sejak era 70. Pada era tersebut tingkat fertilitas sebesar 5,61. Melalui program Keluarga Berencana, angka kelahiran turun menjadi 2,28 pada tahun 2015.
"Program KB berhasil menurunkan jumlah anak per satu perempuan hampir setengahnya dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini menjadikan program KB menjadi salah satu program family planning terbaik di dunia," ujar Bambang.
(T.C005/R010)
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017