Banda Aceh (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Aceh melakukan penandatanganan joint venture (kerja sama) pengelolaan energi panas bumi Seulawah untuk pembangkit listrik guna memenuhi kebutuhan energi di provinsi ini.
Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan Direktur Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) Muhsin dengan Direktur PT Pertamina Geothermal Energy Irvan Zainuddin, dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf.
"Proyek ini sudah ditunggu-tunggu sejak enam tahun lalu dan dapat diselesaikan dalam waktu 3,5 tahun atau maksimal 4 tahun ke depan, sehingga krisis listrik di Aceh dapat segera tertangani," kata Irwandi Yusuf, di sela penandatanganan kerja sama tersebut di ruang kerjanya di Banda Aceh, Senin.
Irwandi mengatakan, masyarakat Aceh sudah cukup lama hidup dalam keterbatasan listrik, bahkan kelistrikan yang buruk di Aceh selama ini juga berdampak pada terhambat pengembangan investasi.
Irwandi menyebutkan bahwa beban puncak kebutuhan listrik di Aceh berkisar 325 megawatt (MW), sehingga untuk melayani kebutuhan dengan baik idealnya PLN memiliki cadangan energi 50 persen dari kebutuhan itu atau sekitar 500 MW. Namun kenyataannya, saat ini energi yang tersedia hanya 340 MW.
Irwandi menjelaskan proyek geothermal tersebut sebenarnya telah mulai digagas pertama kali pada tahun 2008. Gagasan itu mendapat sambutan baik dari Pemerintah Jerman pada 2009 bersedia menghibahkan dana sebesar 10 juta dolar AS.
Menurut Irwandi, Jerman tergerak menghibahkan dana sebesar itu karena Pemprov Aceh saat itu memprakarsai pembangunan berbasis lingkungan yang dinamakan Aceh Green. Namun, proyek tersebut belum sempat terlaksana hingga masa tugasnya sebagai Gubernur Aceh berakhir pada 2012 lalu.
Irwandi berharap, dengan dimulai pemanfaatan energi panas bumi Seulawah ini, kebutuhan listrik di Aceh dapat segera dipenuhi.
Dalam pengerjaannya nanti, sumur-sumur yang dibor diharapkan benar-benar dapat mengeluarkan energi panas sebagaimana diharapkan, sehingga modal yang terpakai benar-benar tepat guna.
Irwandi juga mengatakan, perkiraan sementara, panas bumi Seulawah itu punya potensi hingga 165 MW, dan untuk tahap awal Pertamina dan PDPA akan memenuhi 55 megawatt.
Irwandi juga berharap, dalam pengerjaannya nanti, energi panas bumi tersebut dapat ditemui pada kedalaman yang standar, sehingga akan membutuhkan modal yang lebih kecil.
Ia mencontohkan seperti di Sabang, energi panas buminya bisa didapat pada kedalaman 1.200 meter.
"Semoga ini juga terjadi di Seulawah, sehingga tidak lama lagi kita akan menikmati listrik yang mencukupi," kata Irwandi.
Join Venture adalah kerja sama beberapa pihak untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu, dalam hal ini PT Pertamina melalui anak perusahaannya PT Pertamina Geothermal Energy, PDPA, serta Pemprov Aceh membentuk PT Geothermal Energy Seulawah (GES) untuk mengelola pembangkit listrik tenaga panas bumi di Seulawah.
Direktur PT Pertamina Geothermal Energy Irvan Zainuddin mengatakan, pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menyelesaikan proyek tersebut dalam tenggat waktu yang disampaikan oleh Gubernur Aceh.
Dalam penandatanganan tersebut turut dihadiri Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah MT, Wakil Ketua DPRA Sulaiman Abda, para asisten Setda Aceh, Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh Mulyadi Nurdin, serta sejumlah pimpinan SKPA lainnya.
Pewarta: Muhammad Ifdhal
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017