Jakarta (ANTARA News) - Kinerja industri semen belakangan ini dinilai telah terdampak oleh pelambatan aktivitas konstruksi sehingga perusahaan seperti PT Holcim Indonesia Tbk penjualannya turun.
Laporan kinerja keuangan Holcim semester pertama 2017 yang diterima di Jakarta, Senin, menyebutkan, pelambatan aktivitas kontruksi terjadi terutama pada bulan Ramadhan.
Hal itu menyebabkan penjualan Holcim turun 10 persen menjadi Rp4.288 miliar. Perusahaan mencapai penurunan biaya-biaya hingga 2 persen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan program-program efisiensi.
Asosiasi Perusahaan Semen Indonesia menyatakan, konsumsi semen nasional tercatat hanya mencapai 29 juta ton pada semester pertama tahun ini atau turun 1,2 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Perlambatan penyerapan dari sektor perumahan dianggap sebagai penyebab selain libur panjang yang menunda proyek-proyek pembangunan pada dua pertiga periode enam bulan pertama tahun ini.
Semester kedua diproyeksikan akan terjadi peningkatan seiring dengan kembali aktifnya kegiatan konstruksi dan sentimen positif terhadap estimasi proyek-proyek yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta.
Sebelumnya, Asosiasi Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia (Gapensi) menyatakan dampak pembangunan infrastruktur secara besar-besaran mulai terasa selama Lebaran 2017.
Sekjen Gapensi Andi Rukman Karumpa mengatakan hal tersebut terlihat antara lain dari semakin lancarnya transportasi mudik dan stabilitas harga barang menjelang masa Idul Fitri.
"Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya terjadi insiden dan kemacetan luar biasa, kali ini transportasi dan perhubungan lancar. Harga-harga barang juga stabil untuk kebutuhan pokok," kata Andi.
Menurut dia, kelancaran dan stabilitas harga tersebut merupakan dampak dari pembangunan infrastruktur secara besar-besaran selama ini. Sekjen Gapensi juga mengingatkan bahwa pembangunan infrastruktur secara masif sebuah keniscayaan.
Selama periode 2015 hingga 2019, pemerintah menargetkan pembangunan 15 bandara baru, 24 pelabuhan, 2.650 km jalan nasional, 1.000 km jalan tol, 3.258 km jalur kereta api, dan 60 pelabuhan penyeberangan dengan kebutuhan dana mencapai Rp5.519 triliun.
"Kencangnya pembangunan infrastruktur tersebut membuat Gapensi optimistis sektor konstruksi akan kembali masuk dalam tiga besar penyumbang Produk Domestik Bruto nasional tahun ini. Meski, pada kuartal I-2017 sektor ini hanya di posisi keenam penyumbang PDB," ujar Andi.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017