... kalau kita lihat ini agak berbeda dengan empat orang yang sudah diperiksa sebelumnya...Jakarta (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Indonesia, Jenderal Polisi Tito Karnavian, menunjukkan sketsa terbaru wajah penyerang penyidik KPK Novel Baswedan. Wajah Baswedan disiram air keras oleh seseorang saat selesai sholat subuh di mesjid dekat rumahnya, di bilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara, 11 April lalu.
"Ini belum dipublikasikan, baru kira-kira dua hari yang lalu, yang ini adalah dari saksi yang sangat penting karena lima menit sebelum kejadian melihat tamu di mesjid, dia mencurigakan yang kita duga dia adalah pengendara sepeda motor," kata Karnavian, di Kantor Presiden Jakarta, Senin.
Perwira tinggi polisi yang lama berkarir di reserse itu baru bertemu dengan Presiden Jokowi, khusus membahas hal ini.
Publik sangat menanti-nanti langkah pasti penegak hukum soal penyiraman air keras kepada Baswedan, yang asal-usulnya adalah perwira polisi.
Penyidik KPK itu tengah menangani kasus KTP elektronik saat penyerangan itu terjadi, yang berujung kehilangan penglihatan pada mata kiri Baswedan secara permanen.
Seusai bertemu Jokowi, Karnavian menyatakan, ciri-ciri penyerang itu memiliki tinggi tubuh 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut kriting, dan badan cukup ramping.
"Nach, kalau kita lihat ini agak berbeda dengan empat orang yang sudah diperiksa sebelumnya. Ada tiga orang yang diperiksa sebelunya yang tadinya dua bulan sebelum peristiwa ada di sekitar rumah saudara Novel yaitu dua orang, yaitu H dan M," kata Karnavian.
"Nach, kalau kita lihat ini agak berbeda dengan empat orang yang sudah diperiksa sebelumnya. Ada tiga orang yang diperiksa sebelunya yang tadinya dua bulan sebelum peristiwa ada di sekitar rumah saudara Novel yaitu dua orang, yaitu H dan M," kata Karnavian.
"Tapi ciri-cirinya sangat jauh dengan yang ada di peristiwa karena ini tinggi badannya tidak ada yang di atas 160 cm, bahkan yang terakhir yang kami amankan namanya Lestaluhu berdasarkan keterangan saudara Novel," kata dia.
Pada 10 Mei 2017 lalu, Polda Metro Jaya menahan seorang pria bernama Ahmad Lestaluhu yang sempat dicurigai sebagai penyerang air keras terhadap Novel. Tapi pada keesokan harinya, pria itu dibebaskan karena polisi mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Lestaluhu adalah petugas keamanan salah satu spa di Jakarta.
"Rupanya saudara Novel dapat ini dari anggota Polri, tapi anggota polri mendapatkannya dari Facebook. Nach saudara Lestaluhu ini sangat jauh berbeda karena tingginya hanya 157 cm, sementara pelaku penyerang ini sekitar 167-170 cm dan kemudian wajah juga berbeda," kata Karnavian.
Menurut dia, ada lima orang saksi yang disampaikan Baswedan dan polisi juga sudah menemukan lima orang dan dihadirkan di Polsek Kelapa Gading, yaitu Hasan, Lestaluhu, Mukhlis, dan satu polisi dari Polda Metro Jaya.
"Dari empat orang ini semua saksi mengatakan negatif, mereka bukan pelakunya dan kami sudah mendalami empat orang ini alibinya tidak ada di TKP," kata dia.
Ia juga mengaku sudah menyampaikan sejumlah fakta ke KPK pada 16 Juni 2017.
"Saya sendiri yang memimpin datang ke KPK bersama dengan tim penyidik Polda Metro saat itu, kemudian sudah dipaparkan temuan-temuan sampai16 Juni kecuali yang foto tadi ya, karena yang ini baru dua hari lalu. Ini pun setelah kami ulangi terus-menerus sampai kesimpulan dari saksi hasilnya adalah baik," jelas dia.
"Kami justru meminta pada tim dari KPK untuk memverifikasi ulang. Silakan verifikasi ulang, kami berikan akses silakan verifikasi ulang dibawa detik per detik jam per jam termasuk call recorder-nya bisa kami uji dan saya yakin teman-teman KPK tidak kalah dengan Polri kalau untuk urusan melakukan penyidikan di lapangan seperti ini," kata dia.
Dia pun berjanji akan membuat pengumuman menyeluruh sketsa baru wajah penyerang itu itu
"Kami akan umumkan lagi. Kami akan umumkan nanti dengan harapan ada masukan dari publik kepada kami yang kedua tim kami akan bekerja untuk mencari siapa orang ini. Syukur ada tim gabungan dengan tim KPK teman-teman KPK bisa bersama turun mencari," kata Karnavian.
Pada 10 Mei 2017 lalu, Polda Metro Jaya menahan seorang pria bernama Ahmad Lestaluhu yang sempat dicurigai sebagai penyerang air keras terhadap Novel. Tapi pada keesokan harinya, pria itu dibebaskan karena polisi mengedepankan asas praduga tidak bersalah. Lestaluhu adalah petugas keamanan salah satu spa di Jakarta.
"Rupanya saudara Novel dapat ini dari anggota Polri, tapi anggota polri mendapatkannya dari Facebook. Nach saudara Lestaluhu ini sangat jauh berbeda karena tingginya hanya 157 cm, sementara pelaku penyerang ini sekitar 167-170 cm dan kemudian wajah juga berbeda," kata Karnavian.
Menurut dia, ada lima orang saksi yang disampaikan Baswedan dan polisi juga sudah menemukan lima orang dan dihadirkan di Polsek Kelapa Gading, yaitu Hasan, Lestaluhu, Mukhlis, dan satu polisi dari Polda Metro Jaya.
"Dari empat orang ini semua saksi mengatakan negatif, mereka bukan pelakunya dan kami sudah mendalami empat orang ini alibinya tidak ada di TKP," kata dia.
Ia juga mengaku sudah menyampaikan sejumlah fakta ke KPK pada 16 Juni 2017.
"Saya sendiri yang memimpin datang ke KPK bersama dengan tim penyidik Polda Metro saat itu, kemudian sudah dipaparkan temuan-temuan sampai16 Juni kecuali yang foto tadi ya, karena yang ini baru dua hari lalu. Ini pun setelah kami ulangi terus-menerus sampai kesimpulan dari saksi hasilnya adalah baik," jelas dia.
"Kami justru meminta pada tim dari KPK untuk memverifikasi ulang. Silakan verifikasi ulang, kami berikan akses silakan verifikasi ulang dibawa detik per detik jam per jam termasuk call recorder-nya bisa kami uji dan saya yakin teman-teman KPK tidak kalah dengan Polri kalau untuk urusan melakukan penyidikan di lapangan seperti ini," kata dia.
Dia pun berjanji akan membuat pengumuman menyeluruh sketsa baru wajah penyerang itu itu
"Kami akan umumkan lagi. Kami akan umumkan nanti dengan harapan ada masukan dari publik kepada kami yang kedua tim kami akan bekerja untuk mencari siapa orang ini. Syukur ada tim gabungan dengan tim KPK teman-teman KPK bisa bersama turun mencari," kata Karnavian.
Pewarta: Desca Natalia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017