Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Indonesia dan Kementerian Perempuan, Gender dan Pembangunan Masyarakat Zimbabwe menjalin kerja sama bilateral untuk meningkatkan peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama tersebut ditandatangani oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan RI, Meutia Hatta Swasono, dengan Menteri Perempuan, Gender dan Pembangunan Masyarakat Republik Zimbabwe, O.C.Z.Muchinguri, di Jakarta, Senin.
"Penandatanganan Mou ini merupakan tindak lanjut `Letter of Intent` di bidang pemberdayaan, peningkatan peranan dan status perempuan yanng ditandatangani saat saya melakukan lawatan ke Zimbabwe tanggal 28-30 Agustus tahun lalu," kata Meutia.
Ia menjelaskan, kerja sama yang akan dilakukan oleh kedua negara dalam hal ini meliputi pelaksanaan program penguatan kapasitas perempuan dalam kegiatan ekonomi, pertukaran informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan, pertukaran pejabat dan ahli, pencegahan HIV/AIDS, pencegahan perdagangan perempuan anak serta pencegahan kekerasan domestik pada perempuan dan anak.
Selanjutnya, Muchinguri menambahkan, pemerintah Indonesia dan Zimbabwe akan membuat kelompok kerja bersama untuk menyusun program aksi yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan perempuan dalam kegiatan ekonomi, politik dan kegiatan pengambilan keputusan penting yang terkait dengan peran perempuan.
"Ke depan kerja sama ini diharapkan bisa menjadi bagian dari kerangka kerja `New Asia Africa Strategic Partnership` yang pertemuannya akan dilakukan secara simultan dengan pertemuan Asia Afrika," kata Meutia.
Lebih lanjut dia menjelaskan pula bahwa melalui kerja sama bilateral tersebut kedua negara juga bisa saling belajar mengenai berbagai hal yang terkait dengan pemberdayaan dan peningkatan peran serta perempuan dalam pembangunan.
"Zimbabwe punya banyak singkong dan kulit, mereka bisa memelajari variasi teknologi pengolahan kedua bahan tersebut dari Indonesia. Juga tentang sistem pertanian dan pembuatan cindera mata," katanya.
Sementara Indonesia, kata Meutia, akan mencontoh keberhasilan pemerintah Zimbabwe dalam memberikan porsi yang besar bagi kaum perempuan dalam kegiatan ekonomi dan pengambilan keputusan.
"Kalau di sini kebanyakan kepemilikan tanah kaum perempuan selalu bersatu dengan suaminya. Di negeri kami sebagian besar perempuan punya lahan pertanian atas nama mereka sendiri dan mengusahakan pertanian sendiri. Saya sendiri punya 100 hektare lahan tembakau dan 2.000-an ekor babi," kata Muchinguri.
Di Zimbabwe, ia melanjutkan, kaum perempuan juga punya peluang yang sama dengan kaum laki-laki untuk bekerja dan terlibat dalam usaha pertambangan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007