Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada para pengusaha Malaysia menawarkan kerjasama yang lebih luas dan adil serta membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Tawaran tersebut disampaikan Presiden Yudhoyono dalam pertemuan dengan puluhan pengusaha Malaysia yang tergabung dalam Malaysia-Indonesia Business Counsil (MIBC) di Hotel JW Marriot Kuala Lumpur, Malaysia, Senin. "Indonesia menawarkan kerjasama yang lebih luas di waktu mendatang, kerjasama yang adil, sehat, dan membawa keuntungan bagi kedua negara," kata Presiden Yudhoyono. Dalam pertemuan berbentuk diskusi bermeja bundar tersebut, Presiden didampingi sejumlah menteri kabinet seperti Menteri Perdagangan Mari E Pangestu, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menakertrans Erman Suparno, Menkum HAM Andi Mattalata, Menlu Hassan Wirajuda, Seskab Sudi Silalahi, serta juru bicara kepresidenan Dino Patti Djalal dan Andi Mallarangeng. Sejumlah pengusaha asal Indonesia juga nampak hadir, antara lain Tanri Abeng yang juga Ketua MIBC, Fadel Muhammad yang juga Gubernur Gorontalo, serta Mooryati Soedibyo yang juga Wakil Ketua MPR. Dalam kesempatan itu, Presiden Yudhoyono atas nama Pemerintah Indonesia mengucapkan terimakasih kepada pimpinan dunia usaha Malaysia yang ikut berkontribusi pada pembangunan ekonomi di Indonesia. "Banyak pengusaha Malaysia yang tetap setia melakukan usaha di Indonesia walaupun beberapa tahun lalu Indonesia sempat mengalami krisis. Ini membuktikan adanya hubungan kerjasama yang erat antarkedua negara dan mudah-mudahan bisa terus ditingkatkan," katanya. Kerjasama perdagangan Indonesia dan Malaysia, lanjut Presiden, terus meningkat dengan pesat. Pada 2001 nilai ekspor Indonesia sebesar 2,7 miliar dolar AS dan pada tahun 2006 menjadi 7,3 miliar dolar AS atau mengalami peningkatan yang sangat drastis. Di bidang investasi, Malaysia juga merupakan negara Asia yang terbesar menenamkan investasinya di Indonesia dengan total investasi sebesar 2,2 miliar dolar AS. Oleh karena itu, Kepala Negara menganggap forum pertemuan antara pengusaha Malaysia dengan Indonesia itu sangat baik untuk mengidentifikasi peluang dan potensi kedua negara dalam mempererat kerjasama agar memberi manfaat lebih besar lagi bagi kedua negara. Selain itu, kata Presiden, ke depan Indonesia juga akan mengembangkan pasar domestik serta -- sebagaimana negara-negara di ASEAN lainnya -- Indonesia juga akan terus mendorong ekspor dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam kesempatan itu, Presiden kembali menegaskan bahwa dalam tahun-tahun terakhir ini telah terjadi perbaikan dalam sistem ekonomi Indonesia. "Kami berharap pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai 6,3 persen. Tetapi tentu saja kami juga masih harus berjuang memperbaiki ekonomi agar iklim investasi lebih kondusif," katanya. Presiden mencontohkan, sejumlah peraturan perundangan terus diperbaiki dan diperbaharui, baik UU maupun peraturan pemerintah dan peraturan daerah. "Kami setuju untuk mempercepat pelayanan dengan menyelesaikan secepatnya peraturan tersebut agar tidak menghambat kerjasama kedua negara," katanya. Selain itu, katanya, pemerintah Indonesia juga terus meningkatkan keamanan dalam negeri dan memelihara stabilitas politik. Sementara itu, Ketua MIBC dari Malaysia Dato Seri Ahmad Sarji bin Abdul Hamis menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Indonesia yang telah memperpanjang hak guna usaha perladangan dari 30 tahun menjadi 60 tahun, serta memberikan kemudahan dalam pengelolaan kelapa sawit di Indonesia. Dalam kesempatan tanya jawab dengan Presiden Yudhoyono, para pengusaha Malaysia menanyakan sejumlah hal terkait dengan usaha dan kerjasama yang mereka lakukan di Indonesia, antara lain mengenai perijinan yang seringkali lama dikeluarkan oleh pemerintah daerah, infrastruktur di sejumlah daerah yang masih belum memadai, kerjasama perbankan dan lain-lain. Menanggapi hal itu, Presiden Yudhoyono mengatakan bahwa masalah perijinan tersebut terkait dengan perbaikan peraturan perundangan yang diharapkan segera selesai. Sedangkan terkait masalah infrastruktur, Presiden menegaskan komitmennya untuk melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai sektor dengan terus meningkatkan alokasi anggaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur. Para pengusaha Malaysia yang melakukan pertemuan tersebut tergabung berasal dari sejumlah asosiasi pengusaha antara lain Asian Strategic and Leadership Institute (ASLI), Kuala Lumpur Business Club (KLBC) dan Investor Malaysia di Indonesia. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007