Sementara itu, puluhan ribu petani kapas menderita kerugian akibat banjir tersebut.
Hujan deras dan banjir dalam beberapa pekan belakangan menewaskan setidak-tidaknya 300 orang di negara bagian barat dan timur, kata pejabat Manajemen Penanganan Bencana Nasional kepada Reuters di New Delhi.
"Regu kami bekerja di beberapa tempat di India bersama dengan tentara untuk mengendalikan keadaan," kata Deepak Ghai, petugas pengendali ruang darurat.
Lebih dari satu juta rumah terkena dampak dan kerugian terhadap lahan pertanian sedang ditaksir.
Sebagian bandar udara di Ahmedabad, penghubung niaga utama Gujarat, tergenang banjir, memaksa perusahaan penerbangan mengalihkan penerbangannya. Lebih dari 150 pabrik terpaksa ditutup, kata AR Raval, administrator distrik.
Banjir datang pada waktu yang tidak tepat bagi petani kapas di Gujarat. Raval mengatakan bahwa lebih dari 50.000 orang sedang berjuang untuk mengeluarkan air dari tanah dan rumah mereka.
Hujan yang turun baru-baru ini, mengakibatkan banjir melanda perkebunan kapas dan milet di Gujarat dan Rajasthan, di mana ahli pertanian saat ini tengah cemas akan datangnya serangan hama.
"Panen kapas dan milet diperkirakan akan gagal di tiga distrik, masing-masing di Gujarat dan Rajasthan. Namun kekhawatiran yang terbesar adalah bahwa kelembaban berlebih dapat menyebabkan serangan hama masuk ke daerah ini," kata Devinder Sharma, seorang ahli pertanian mandiri.
Curah hujan sudah 4 persen di atas rata-rata, sejak musim hujan, yang berlangsung empat bulan, dimulai pada Juni, kata Departemen Meteorologi India. (Uu.Aulia/KR-AMQ)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017