Brebes (ANTARA News) - Para petani Sawojajar Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengaku merasa senang dan menikmati terhadap penaikan harga garam yang mencapai Rp3.000 per kilogram.
Beberapa petani garam Desa Sawojajar di Brebes, Jumat, mengatakan bahwa selama ini petani belum pernah merasakan penaikan harga garam hingga mencapai Rp3.000/kg.
"Harga garam, semula hanya Rp500 per kilogram. Oleh karena, kami merasa senang dan menikmati penaikan harga garam yang mencapai Rp3 ribu/ kilogram," kata petani garam, Subekhan.
Desa Sawojajar, kata dia, berada di dekat pesisir pantai dan merupakan sentra produksi garam.
"Kendati demikian, kondisi kehidupan petani garam setempat masih berada dalam taraf kemiskinan karena mereka hanya mengandalkan produksi garam yang hanya dijual Rp500/ kilogram. Akan tetapi, harga garam kini mampu mencapai Rp3 ribu/ kilogram sehingga bisa membantu mencukupi kebutuhan petani garam," katanya.
Menurut dia, penaikan harga garam yang mencapai Rp3 ribu per kilogram itu karena persediaan garam di sejumlah gudang sudah menipis, bahkan habis.
"Di Brebes saja stoknya sudah habis. Kemungkinan di daerah lain pun sama sehingga bahan bumbu dapur itu menjadi langka di pasaran," katanya.
Petani garam, Dastan (52), mengatakan menipisnya stok garam tersebut karena disebabkan pada tahun sebelumnya hampir setiap hari hujan sehingga produksi bahan terasa asin itu tidak maksimal.
"Persediaan garam yang disimpan di gudang merupakan hasil panen pada tahun lalu. Stok sedikit karena tahun lalu hampir tidak ada musim ketiga (musim kemarau) tetapi justru sering turun hujan," katanya.
Ia mengatakan di tingkat produsen, harga garam kini masih bisa dijual Rp3 ribu hingga Rp4 ribu per kilogram atau naik dibanding kondisi sebelumnya Rp500/ kilogram.
"Oleh karena, saat ini kami cepat-cepat mengolah agar cepat panen. Jadi saat panen harga garam masih tinggi," katanya.
(Baca: Harga garam naik dari Rp2.000 jadi Rp5.000)
Pewarta: Kutnadi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017