Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perusahaan Malaysia, Indonesia dan Saudi Arabia telah menandatangani perjanjian pembangunan jaringan pipa yang dimaksudkan untuk mengalirkan 20 persen minyak melalui Selat Malaka, para pemilik proyek mengatakan, Senin. Malaysia`s Trans-Peninsula Petroleum Sdn.Bhd. mengatakan pihaknya menandatangani perjanjian dengan Malaysia`s Ranhill Engineers dan Constructors Sdn.Bhd. serta PT Tripatra Indonesia untuk membangun jaringan pipa yang diperkirakan menelan biaya tujuh miliar dolar AS selama tujuh tahun. Trans-Peninsula, pemilik dan penyelenggara proyek tersebut, mengatakan pihaknya menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Bakrie and Brothers dari Indonesia untuk memasok pipa, sedangkan Al-Banader international Group dari Arab Saudi akan memasok minyak. Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi awal bulan ini mengumumkan pertama pembangunan tersebut dengan menyebutkan jaringan pipa tersebut akan mengangkut minyak Timur Tengah melintasi utara dari Semenanjung Malaysia ke negara-negara Asia Timur. Badawi dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyaksikan penandatanganan tersebut di sela-sela World Islamic Economic Forum tahunan, yang bertujuan mendorong kerjasama di antara masyarakat muslim. "Pada saat memasuki penyelesaian proyek itu pada 2014, jaringan pipa TRANSPEN akan mengalirkan sekitar 20 persen minyak melalui Selat Malaka, secara proporsional mengurangi kongesti di Selat tersebut," Trans-Peninsula mengatakan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari XFN-Asia. Setengah dari pengiriman minyak dunia saat ini melalui Selat Malaka sepanjang 960 km, jalur laut tersibuk di dunia, di mana menghubungkan Samudra Hindia dan Laut Cina Selatan.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007