"Angka sementara produksi itu per Juli 2017 dan memang jauh di bawah target atau proyeksi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata Kepala Dinas Perikanan Sumenep Arif Rusdi saat dihubungi melalui telepon, Jumat.
Cuaca yang tidak menentu membuat produksi garam rakyat tidak maksimal, sehingga petani garam di sembilan kecamatan di Sumenep baru bisa menghasilkan 850 ton garam dari awal tahun sampai Juli.
Penurunan produksi membuat harga garam naik menjadi Rp3.500 per kilogram sejak dua pekan belakangan.
"Kondisi cuaca hingga akhir Juli ini memang kurang mendukung produksi garam rakyat di Sumenep. Situasinya cenderung lebih tidak mengenakkan dibanding pada 2016," kata Rusdi.
Namun pada 2016, produksi garam rakyat di Sumenep juga hanya 17.109 ton dari target 260 ribu ton.
Menurut data Dinas Perikanan Sumenep, lahan garam rakyat tahun ini seluas 2.068 hektare, tersebar di kecamatan Kalianget, Gapura, Saronggi, Pragaan, Giligenting, Raas, Arjasa, Kangayan, dan Sapeken.
(Baca: Penambak garam Pamekasan mulai gunakan teknologi)
Pewarta: Abd Aziz dan Slamet Hidayat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017