Jakarta (ANTARA News) - Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah aktif berkomunikasi dan mempertemukan PT Sasa Inti dengan perusahaan importir Sami Farouk Al-Kathiri setelah pameran internasional "Saudi Food Hotel and Hospitality (SFHH)", dan bumbu masak itu segera ditemui di Arab Saudi.
Gunawan, Kepala ITPC Jeddah, anggota Tim Ekonomi dan Perdagangan KJRI Jeddah, dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan untuk pertama kali produk dari PT Sasa Inti berupa bahan makanan MSG dan non-MSG dipromosikan tim tersebut pada pameran SFHH.
PT Sasa Inti memamerkan berbagai produk Indonesia, seperti tepung bumbu serbaguna original, tepung bumbu serbaguna dengan rasa pedas dan rempah alami, tepung bumbu serbaguna oriental dengan rasa dan aroma bawang putih, tepung bumbu diracik dengan resep ala kentucky, tepung pisang goreng rasa vanilla dan tepung bakwan spesial berupa tepung yang telah dibumbui dengan rempah asli berkualitas khusus serta berbagai inovasi penyedap makanan yang diproduksi dan telah lulus standard kesehatan internasional.
Perusahaan Sami Al-Kathiri merupakan importir makanan Indonesia yang telah mempunyai rekam jejak sebagai agen dari beberapa produk Indonesia, seperti agen Teh Botol Sosro, Kecap ABC, Saos ABC, tuna dari Indonesia, dan pada kesempatan ini Sami Al-Kathiri juga tertarik untuk mendatangkan bumbu dan bahan makanan dari Indonesia.
Selama periode Mei-Juni 2017, Tim Ekonomi dan Perdagangan juga aktif dalam membantu PT Sasa Inti dan Sami Al-Kathiri untuk melakukan asistensi registrasi produk MSG dan non-MSG dari PT Sasa Inti ke Saudi Food and Drug Authority (SFDA) khususnya terkait dengan HS Code dari produk PT Sasa Inti, sehingga PT Sasa Inti dapat berhasil terdaftar resmi di SFDA Arab Saudi, kata dia.
Menurut Gunawan, wakil manajemen dari Sami Al-Kathiri, Abdul Halim mengatakan bahwa lima jenis produk PT Sasa Inti yang telah berhasil lulus SFDA, yaitu tepung bumbu ala Kentucky ayam krispy, tepung bakwan, tepung pisang goreng, kaldu ayam, dan kaldu sapi telah siap untuk masuk dan memenuhi pasar Arab Saudi.
Konsul Jenderal RI Jeddah Mohamad Hery Saripudin mengatakan bahwa pertengahan Juli 2017, PT Sasa Inti telah melakukan pengapalan perdana sebanyak satu peti kemas produk PT Sasa Inti dengan nilai 13.204 dolar AS (Rp176.141.360) dan diperkirakan pengapalan perdana ini akan tiba di Arab Saudi pada 9 Agustus 2017.
Dia mengharapkan ekspor perdana ini dapat terus ditindaklanjuti secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga mampu meningkatkan nilai ekspor non-migas Indonesia di Arab Saudi.
Berdasarkan data Trade Statistics for International Business Development dari UN Comtrade untuk lima tahun terakhir, nilai ekspor Indonesia untuk komoditas dengan kode HS-21 (miscellaneous edible preparations) termasuk bumbu masak, pada tahun 2012 mencapai 14,4 juta dolar AS, pada tahun 2013 senilai 12,9 juta dolar AS, tahun 2014 (13,5 juta dolar AS), tahun 2015 (14,4 juta dolar AS) dan pada akhir tahun 2016 (15,7 juta dolar AS).
Sedangkan nilai impor Arab Saudi dari seluruh dunia selama lima tahun terakhir sejak tahun 2012 senilai 1,38 miliar dolar AS, tahun 2013 (1,5 miliar dolar AS), tahun 2014 (1,54 miliar dolar AS), tahun 2015 (1,62 miliar dolar AS) dan pada akhir tahun 2016 (1,47 miliar dolar AS).
Gunawan menambahkan, pada tahun 2016 Indonesia merupakan negara peringkat ke-22 pemasok komoditas HS-21 setelah Singapura pada urutan ke-16, dengan nilai (29,8 juta dolar AS), Malaysia pada urutan ke-20 (16,14 juta dolar AS) dan China pada urutan ke-21 (15,86 juta dolar AS).
Indonesia memasok 1,068 persen kebutuhan total Arab Saudi. Sedangkan lima negara pengekspor komoditas miscellaneous edible preparations terbesar ke Arab Saudi adalah Irlandia (369,5 juta dolar AS), Amerika Serikat (129,5 juta dolar AS), Uni Emirat Arab (118, 5 juta dolar AS), Mesir (77,6 juta dolar AS), dan Denmark (72,5 juta dolar AS).
Pewarta: Mohammad Anthoni
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017