Amiruddin, di Blang Pidie, Rabu, melanjutkan, selain tidak boleh membakar sampah di kebun ataupun di halaman rumah, para camat dan kepala desa juga harus mengingatkan ibu rumah tangga untuk tidak lupa mematikan kompor gas setelah memasak.
"Kepada masyarakat juga harus diingatkan agar jauhkan korek api dari jangkauan anak-anak, termasuk orangtua untuk tidak boleh buang puntung rokok sembarangan, karena bisa mengakibatkan bencana kebakaran," sebutnya lagi.
Kebakaran pertama, kata dia, terjadi Minggu malam (23/7), pada area timbunan sampah di Tempat Pembunganan Sampah di Desa Iku Lhung, Kecamatan Jeumpa dan keesokan harinya si jago merah kembali mengamuk di areal perkebunan kelapa sawit.
Puluhan Hektare lahan kebun sawit masyarakat di desa Ie Mirah, Kecamatan Babahrot ludes terbakar, sebab, mobil pemadam kebakaran terkendala tidak bisa memasuki kawasan karena belum ada akses jalan.
Kemudian, lanjut dia, Senin (24/7), bencana kebakaran kembali menghanguskan enam unit rumah warga desa Kuta Tinggi, Kecamatan Blangpidie Kabupaten Abdya.
Memang tidak ada korban jiwa dalam semua peristiwa kebakaran tersebut, tetapi, lima keluarga kehilangan tempat tinggal dan semua harta benda dalam rumah dan tanaman kelapa sawit warga diperkebunan hagus terbakar.
"Tidak lama berselang, Rabu (27/7) siang, kebakaran terjadi lagi di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Abdya. Seluas satu hektar lahan sekolah di Desa Padang Meurante, Susoh itu hagus terbakar, semoga bencana ini tidak terjadi lagi," kata dia.
(Baca: Asap di Aceh Barat meningkat dan makin mengganggu)
(Baca: Pelajar Aceh Barat tumbang akibat asap)
Pewarta: Anwar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017