Keputusan The Fed yang dovish membuat dolar AS terkoreksi lagi

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak menguat sebesar 38 poin menjadi Rp13.300 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.338 per dolar Amerika Serikat (AS).

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa kurs dolar AS tertekan terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah merespon keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya dan pesimistis terhadap inflasi.

"Keputusan The Fed yang dovish membuat dolar AS terkoreksi lagi," katanya.

Di tengah sentimen The Fed itu, ia menambahkan bahwa surat utang negara (SUN) juga berpeluang menguat mengikuti sentimen positif pasar obligasi global.

Di sisi lain, lanjut dia, ekspektasi inflasi Juli 2017 serta produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua 2017 yang membaik juga turut menambah dorongan apresiasi mata uang rupiah terhadao dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa usai pelemahan dolar AS setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuannya dan laju inflasi masih tetap berada di bawah target meski perekonomian membaik, fokus investor akan beralih pada data ekonomi Amerika Serikat yang akan dirilis dalam waktu dekat.

"Data pesanan barang modal inti bulan Juni dan data klaim pengangguran mingguan Amerika Serikat menjadi perhatian pelaku pasar. Data ekonomi Amerika Serikat yang positif berpotensi memicu pemulihan dolar AS terhadap mata uang dunia," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017