Meulaboh, Aceh, (ANTARA News) - Kabut asap dampak dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menyelimuti wilayah Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, kian meningkat dan kabut asap sudah memasuki rumah-rumah penduduk, pada Kamis, (27/7) pagi.
Selain mengganggu jarak pandang pengguna kendaraan, kabut asap tebal juga memasuki rumah-rumah warga di Aceh Barat sehingga banyak masyarakat merasakan sesak nafas akibat menghirup asap saat pagi.
"Saat menghirup udara, tenggorokan terasa panas, bukan hanya di jalan, tapi di dalam rumah juga sudah masuk asap,"kata Yus, salah seorang ibu rumah tangga di komplek perumahan Desa Blang Beurandang, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat.
Pesebaran titik api akibat kebakaran lahan gambut di wilayah Kabupaten Aceh Barat dilaporkan semakin bertambah menyusul cuaca terik dan tiupan angin menambah pesebaran lokasi terbakarnya lahan gambut di daerah itu.
Pengguna jalan di seputar Kota Meulaboh, Kamis (27/7) pagi, sudah semakin banyak menggunakan penutup wajah seperti masker, dan banyak orang tua terpaksa menjemput kembali anak-anak mereka yang sudah berada di sekolah.
Asap muncul dari kawasan rawa gambut seperti di kawasan Suak Raya, Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, sementara kawasan yang diselimuti kabut asap tebal hampir merata di semua kecamatan daerah tersebut.
"Saat mau ke kota, perangkat desa kami batal. Saat di kawasan Kecamatan Samatiga, di sana kabut asapnya sangat tebal, bukan hanya persoalan jarak pandang dekat, tapi dada terasa sesak," kata salah satu Kepala Desa di Kecamatan Woyla Timur, M. Nasir.
Sementara itu prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Meulaboh di Kabupaten Nagan Raya, Angga Yudha, menuturkan, titik panas di wilayah kerjanya berpotensi muncul apabila suhu udara semakin meningkat.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Aceh Barat hingga kini masih menanti hasil pemeriksaan dari Provinsi Aceh, terkait kadar asap dan udara yang begitu pekat menyelimuti wilayah tersebut dalam hampir dua pekan ini.
Pewarta: Anwar
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2017