"Stok garam yang lama tersisa empat zak, itu paling hanya cukup untuk seminggu. Kalau habis, mesti beli lagi," kata salah seorang perajin ikan asin di Desa Rampa Lama, Kecamatan Pulaulaut Utara, Junaidi, di Kotabaru, Rabu.
Dikatakan, dalam dua pekan terakhir, harga satu zak garam seberat 50 kilogram yang sebelumnya hanya Rp45.000 melambung menjadi Rp95.000 rupiah hingga sekarang mencapai Rp200.000.
Biasanya garam itu, ia bagi-bagi dengan para tetangga. Banyak yang mau membeli, tapi kini terpaksa ia tolak untuk mencukupi kebutuhannya sendiri.
Jika dalam sepekan ke depan harga garam terus melangit, Junaidi kemungkinan akan menyetop produksi ikan asin. Dirinya pun sangat berharap ada campur tangan pemerintah agar segera menstabilkan harga maupun stok garam. Selain harga yang mahal, garam juga langka di pasaran.
"Saya minta kepada pemerintah supaya didatangkan ke Kotabaru garam secepatnya. Kasihan kami para perajin maupun nelayan," harap Junaidi.
Gejolak harga garam sendiri tidak hanya berdampak pada usaha perajin ikan asin, tapi juga masyarakat nelayan secara luas.
Pasalnya jika perajin ikan asin menyetop produksi, nelayan akan kesulitan menjual ikan hasil tangkapannya.
Kepala Dinas Perdagangan Kotabaru H Mahyudiansyah, hingga saat ini belum berhasil dikonfirmasi terkait mahalnya harga garam.
Pewarta: Imam Hanafi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017