Bagdad (ANTARA News) - Sepuluh lagi tentara Amerika Serikat (AS) tewas akibat pertempuran di Irak, kata tentara hari Minggu, pada malam melelahkan peringatan tahunan Hari Peringatan korban perang di Washington. Kebanyakan dari 10 tentara AS itu tewas di dan di sekitar Bagdad, pusat sengketa sengit aliran Irak dan titik utama peningkatan bermasalah 28.000 tentara negara adidaya itu, yang dijadwalkan mencapai puncak bulan mendatang. Empat tentara tewas dalam dua serangan di propinsi Sunni Salaheddin pada Sabtu, sedangkan empat lagi akibat ledakan di Bagdad. Satu anggota marinir dan satu tentara lain tewas dalam pertempuran di utara dan barat ibukota Irak tersebut. Lebih dari 100 tentara AS tewas pada Mei, sementara dua lagi masih hilang setelah dua pekan sesudah diculik Al Qaida, menjadikan bulan ini salah satu yang paling berdarah dalam empat tahun. Kematian terahir itu membuat tentara AS tewas di Irak sejak serbuan balatentara antarbangsa pimpinan AS bulan Maret 2003 menjadi 3.454, kata kantor berita Inggris Reuters. Peningkatan jumlah korban itu sebagian besar diakibatkan oleh "banjir" tentara AS ke daerah yang sebelumnya mereka hindari, seperti, propinsi rusuh Diyala. Sementara itu, dukungan rakyat di dalam negeri bagi tugas AS tersebut anjlok, dan upacara khidmat Hari Peringatan pada Senin akan kembali memusatkan perhatian pada nilai darah, yang dibayar AS dalam pertempuran untuk menenangkan Irak. Presiden AS, George Walker Bush, yang pekan lalu menang dalam perjuangannya mendapatkan tambahan 120 miliar dolar AS (sekitar Rp1,08 triliun rupiah) untuk biaya perang dari Kongres pimpinan Demokrat, yang berupaya menarik tentara, memperingatkan bahwa ia memperkirakan terjadi lebih banyak kekerasan. "Kami bisa memperkirakan banyak lagi korban orang AS dan Irak," katanya pada Kamis. "Musim panas ini menjadi waktu genting untuk siasat baru," tambahnya, yang meramalkan peningkatan serangan saat panglima AS di Irak, Jenderal David Petraeus, menyiapkan laporan pada September tentang kemaju

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007