Las Vegas (ANTARA News) - Kaspersky Lab berbasis di Moskow, Selasa, meluncurkan perangkat lunak antivirus versi gratis di seluruh dunia, dilakukan untuk menepis kecurigaan Amerika Serikat bahwa perusahaan itu terpengaruh pemerintah Rusia.

Kaspersky Free akan segera diluncurkan di Amerika, Kanada dan beberapa negara Asia Pasifik serta akan dirilis beberapa bulan mendatang di beberapa daerah lainnya, demikian Eugene Kaspersky, pendiri perusahaan tersebut dalam postingan blog-nya.

Kaspersy mengatakan versi gratisnya tidak dimaksudkan untuk menggantikan versi berbayar dari perangkat lunak antivirus-nya. Antivirus gratis itu hanya menawarkan hal-hal esensial seperti antivirus email, perlindungan terhadap situs web dan update otomatis.

Namun perangkat lunak tersebut akan memberi keuntungan bagi semua pelanggan Kaspersky Lab dengan meningkatkan kemampuan pembelajaran mesin di seluruh produknya.

Perusahaan tersebut memerlukan 18 bulan untuk membuat Kaspersky Free yang sebelumnya melalui pilot project di beberapa market seperti Rusia, Ukraina, China dan negara-negara Skandinavia.

Perusahaan yang didirikan tahun 1997 itu menghadapi kecurigaan selama bertahun-tahun akibat hubungan mereka dengan Federal Security Service negara Rusia.

Kekhawatiran AS terhadap perusahaan tersebut berkembang selama beberapa tahun terakhir sejak invasi Rusia ke Republik Krimea tahun 2015 dan temuan badan inteljen AS tentang Rusia yang sengaja melakukan peretasan pada pemilihan presiden 2016.

Moskow membantah tuduhan tersebut, dan Kaspersky berulang kali membantah tidak memiliki hubungan apapun dengan pemerintah Rusia, serta mengatakan tuduhan tersebut tidak memiliki bukti.

Bulan lalu, agen FBI mengunjungi rumah karyawan Kaspersky sebagai bagian dari penyelidikan kontra inteljen, dan administrasi Trump mengambil langkan untuk menghapus perusahaan tersebut dari daftar vendor yang disetujui untuk menjual produk teknologi ke agensi pemerintah federal.

Ada juga rancangan undang-undang yang secara eksplisit melarang Departemen Pertahanan menggunakan produk Kaspersky, demikian Reuters.

(KR-DVI/M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017